Kemenkeu Proyeksi Inflasi 2022 Meningkat Capai 6,7% Gara-gara BBM Naik

Petugas SPBU mengganti papan Harga BBM.
Sumber :
  • VIVA/Foe Peace Simbolon

VIVA Bisnis – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan inflasi tahun 2022 akan meningkat mencapai angka 6,3 persen hingga 6,7 persen. Lonjakan inflasi ini disebut terjadi karena naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, naiknya harga BBM pada 3 September 2022 lalu akan memicu kenaikan barang barang di berbagai sektor. Ini pun akan mendobrak proyeksi baseline inflasi sebelumnya di angka 3,5 persen sampai 4,5 persen.

"Harga BBM-nya dinaikkan pasti harga barang-barang lain akan ikut terpengaruh. Maka itu inflasi akan naik di bulan September ini. Kita harapkan nanti secara mtm (month to month) mulai turun bulan Oktober nanti. Kemudian di bulan November sudah balik ke pola normal bulannya," kata Suahasil dalam Kuliah Umum Pengantar Ekonomi di FEB Universitas Indonesia, Senin, 12 September 2022.

Konsumsi BBM Skutik Yamaha Fazzio dari Yogyakarta ke Solo Tembus 83 Km/Liter

Inflasi September Diperkirakan Capai 1,38 Persen

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik

Suahasil melanjutkan, harga BBM ini juga akan mendorong inflasi di September 2022 mencapai 1,38 persen. Inflasi 2022 diperkirakan akan normal kembali di bulan November  2022.

"Inflasi akan naik di bulan September ini kita harapkan nanti secara bulanan (mtm) mulai turun bulan Oktober nanti. Kemudian di bulan November sudah balik ke pola normal bulannya," tegas Suahasil.

Untuk Oktober 2022, inflasi bulanan diperkirkan akan mencapai 0,45 persen. Kemudian di November sebesar 0,27 persen.

Ekonomi Ditegaskan Tidak Akan Terganggu

Ilustrasi pendorong inflasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Meski inflasi akan meningkat, Suahasil menegaskan bahwa itu tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi akan tetap kuat di rentang 5,1 persen sampai 5,4 persen.

"Pertumbuhan ekonomi tidak akan tersentuh, kenapa pertumbuhan ekonomi tidak akan tersentuh karena harga barang naik? Pertumbuhan ekonomi, kita bayangkan akan tetap di 5,1-5,4 persen," ujarnya.

Dia meyakini, saat ini pertumbuhan ekonomi sedang ada di posisi kuat. Sehingga kenaikan harga barang tidak akan berpengaruh.

"Kalaupun harganya naik tapi kegiatan ekonomi ini lagi maju banget. Makanya orang tetap melakukan kegiatan ekonominya kita berdoa supaya enggak terlalu signifikan," ucap dia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi Pertalite dari harga semula Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

"Tanggal 3 September 2022 pukul 13.30 pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter. Sementara solar subsidi yang tadinya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter," ujar Arifin, Sabtu 3 September 2022.

Arifin menjelaskan, untuk harga Pertamax non subsidi yang tadinya Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter. "Harga ini berlaku satu jam setelah disampaikannya penyesuaian harga atau pukul 14.30 WIB," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya