Di Forum B20, Menteri Investasi: Tak Perlu Ragu Tanam Modal di Indonesia

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

VIVA Bisnis – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa perekonomian Indonesia saat ini masih baik-baik saja. Hal itu dapat dilihat dari realisasi Investasi kuartal III-2022, yang tercatat sebesar Rp 307,8 triliun atau naik 42,1 persen periode dibanding tahun 2021 lalu.

Ace Hardware Indonesia Cetak Laba Rp 204,82 Miliar pada Kuartal I-2024

Hal itu diutarakan Bahlil saat membuka Forum Investasi B20 yang diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), yang merupakan Forum Investasi B20 bertema 'Ekosistem Bisnis Hijau Berkelanjutan'.

Bahlil juga menegaskan, investor tidak perlu ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Melalui Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK), pemerintah akan terus konsisten untuk pengurusan izin berusaha yang mudah.

Puluhan Warga Depok Jadi Korban Investasi Emas Bodong, Kerugian Rp 6 Miliar

"Industri kita saat ini berfokus pada industri hilirisasi. Hal ini berbanding lurus dengan investasi hijau yang berkelanjutan. Pemerintah juga akan memberikan fasilitas terbaik asal sesuai dengan peraturan berlaku," kata Bahlil, Jumat 11 November 2022.

Ilustrasi arah investasi

Photo :
  • Pixabay
BI dan MUI Teken Kerja Sama Pengembangan Pasar hingga Digitalisasi Pengelolaan Syariah

Bahlil menjelaskan, tujuan investasi di tahun 2022 ini adalah pemerataan investasi di Indonesia. Maka dari itu, pemerintah tidak hanya fokus terhadap investasi di Pulau Jawa saja.

"Saat ini realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp 166,3 triliun (54 persen), sedangkan di Pulau Jawa sendiri sejumlah Rp 141,5 triliun (46 persen)," ujarnya.

Senada, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dalam penanggulangan pandemi COVID-19 yang sudah berjalan selama dua tahun ini, Indonesia mengalami banyak kebangkitan dalam ekonomi digital.

Luhut meyakini, ekonomi kreatif yang berbasis digital saat ini tidak bisa diragukan kekuatannya, sehingga pengusaha-pengusaha di Indonesia harus terbuka terhadap perkembangan teknologi yang berbasis pada ekonomi hijau.

"Indonesia sedang mengalami transformasi ekonomi yang berkelanjutan, dengan tujuan zero carbon emission nantinya. Pemerintah memberikan beberapa target, yakni bidang pertanian, pengolahan sampah, industri, kehutanan, serta energi. Kita perlu kerja sama yang baik untuk mewujudkan ini semua,'' ujar Luhut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya