Usai KTT G20, Industri Farmasi RI Siap Perkuat Arsitektur Kesehatan Global

Farmasi
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA Bisnis – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencanangkan bahwa penguatan arsitektur kesehatan global merupakan salah satu poin utama hasil Presidensi G20 Indonesia. Hal itu merupakan salah satu dari tiga sektor prioritas yang menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

Jelang Idul Adha, Pemkot Tangerang Catat Kebutuhan Hewan Kurban Capai 18 Ribu Ekor

"G20 harus mengambil langkah nyata dan segera. Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Solidaritas dan keadilan harus jadi roh arsitektur kesehatan global," kata Presiden Jokowi dalam sesi kedua KTT G20, Selasa 15 November 2022 lalu.

Presiden Jokowi saat membuka KTT G20 di Bali, Indonesia.

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden
Putu Rudana: RI Harus Ada Omnibus Law, Kaukus Air DPR untuk Bantu Turut Berperan

Presiden juga mendorong agar negara berkembang diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Menurut Presiden, kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan, dan negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan sehingga mereka juga harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.

"Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas," ujar Presiden.

Jokowi Harap Wafatnya Presiden Iran Tak Berdampak pada Harga Minyak Dunia

Karenanya, dalam mendukung gagasan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tersebut, Direktur utama Argon Group, Krestijanto Pandji menyatakan, end-to-end competency yang dimiliki oleh pihaknya akan mendukung transformasi kesehatan nasional tersebut. Salah satunya yakni dengan memperkuat pilar ketiga, yaitu transformasi sistem ketahanan kesehatan terutama sektor farmasi dan alat kesehatan.

Apalagi, pengalaman Argon Group yang sudah lebih dari 42 tahun di industri kesehatan, sebagai distributor produk farmasi dan kesehatan, tentunya akan turut membantu mewujudkan tujuan tersebut.

"Platform kami terdiri dari 33 cabang, 4 kantor perwakilan, 1 pusat distribusi nasional, dan 33 gudang serta lebih dari 800 tenaga penjual dan 2.388 tenaga profesional. Mereka mengelola 6.000 SKU untuk melayani 70.100 pelanggan, yang terdiri dari rumah sakit, klinik dan sarana apotik," kata Krestijanto.

Ilustrasi industri kesehatan.

Photo :
  • VIVA/Anisa Widiarini

Dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin sadar akan kesehatan dan kebijakan pemerintah yang mengutamakan produk dalam negeri, Krestijanto yakni masa depan industri farmasi dan alat kesehatan akan sangat menjanjikan.

"Argon Group, melalui PT Djembatan Dua, telah memiliki visi kemandirian produk dalam negeri sejak 2011 melalui peluncuran produk alat kesehatan dengan merek Stardec. Kami bahkan siap meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN) menjadi 50 persen pada 2024, sesuai dengan instruksi pemerintah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya