Cara Desa Wisata di Lombok Dongkrak Ekonomi Maksimalkan Daya Tarik Pariwisata Lokal

Sejumlah wisatawan menaiki kapal cepat menuju kawasan wisata Gili Trawangan di pelabuhan Teluk Nare, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa, 16 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA Bisnis –  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) optimistis program Kampanye Sadar Wisata 5.0 dapat mendorong warga untuk berperan aktif mengembangkan potensi desa wisata.

Anak Muda di Yogya Diajak Diskusi Ramu Kebijakan Pariwisata Berkelanjutan

Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi menegaskan bahwa optimisme warga setempat itu penting. Sebab, pengembangan desa wisata sangat memerlukan kolaborasi seluruh unsur pentahelix termasuk warga setempat dalam ekosistem tersebut.

"Melalui program Kampanye Sadar Wisata 5.0 kami optimis warga mampu mengembangkan potensi desa wisata," kata Florida saat dalam Biannual Tourism Forum (BTF) di Lombok, dikutip dari keterangan resminya, Kamis, 16 Maret 2023.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015

"Kami butuh kita sama-sama bekerja supaya bisa membantu menjadikan desa wisata sebagai destinasi yang bisa ditawarkan Indonesia," kata Florida.

BTF diadakan sebagai forum yang mempertemukan penggerak desa wisata dengan para pemangku kepentingan. Pada kegiatan yang berlangsung pada 14-15 Maret 2023, 11 desa wisata di Lombok yang menjadi sasaran Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 pada tahun 2022 memaparkan program pengembangan wisata yang akan mereka laksanakan.

Ekonomi Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen di Tengah Gejolak Global, Sri Mulyani: APBN Jaga Daya Beli

Taman Wisata Gunung Tunak, Lombok Tengah.

Photo :
  • VIVA/Satria Zulfikar.

Desa-desa tersebut, yang berasal dari Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Barat, telah melewati tahapan sosialisasi, pelatihan, serta pembuatan proposal. Kini, mereka bersiap memasuki tahap berikutnya, yakni pendampingan.

Perwakilan Desa Sekotong Barat, Lombok Barat, Yani Aji Sujana, memaparkan bahwa warga dan pelaku pariwisata bertekad menjalin kerja sama. Di antaranya untuk mendorong agar emas, perak, dan mutiara yang dihasilkan desa tersebut lebih memiliki nilai jual.

"Untuk daya tarik agar wisata datang, ada sport diving dan snorkeling di tiga gili (pulau). Selain itu, kami akan mengembangkan UMKM oleh-oleh khas dari limbah kulit kerang. Yang paling unik, terdapat daya tarik wisata yang dikemas dengan pendekatan story telling (bercerita) yang dapat dijual sebagai penutup paket wisata ketiga gili tersebut,” kata Yani.

Sementara itu, Malik Abdul Aziz dari Desa Kuta Mandalika, Lombok Tengah, menyampaikan pihaknya akan mengoptimalisasi pemasaran digital sebagai sarana promosi wisata.

“Untuk jangka panjang, yaitu Kampoeng Nelayan di Pantai Benjon dengan pasir menyerupai merica dan pepohonan di tepi pantai sebagai unique selling point (faktor yang unik dan menjual). Tentu kami akan menggandeng para agen perjalanan di sana,” kata Malik.

Safri Mutahid dari Desa Gili Indah, Lombok Utara, mengatakan bahwa masyarakat mencetuskan konsep ekowisata berwawasan lingkungan berbasis masyarakat berupa aktivitas yang dipadupadankan dengan edukasi.

"Seperti di sekolah menyelam, akan kami masukkan nilai-nilai tentang ekosistem, jadi, ada tambahan pengetahuan. Kami ajak tamu untuk mencintai ekosistem dengan mengenalnya,” ucap Safri.

Sedangkan, dari Lombok Timur, perwakilan Desa Jerowaru Lukman Nurhakim memaparkan potensi wisata Bale Mangrove, mulai dari penanaman hingga galeri pembibitan dan pengolahan mangrove menjadi kopi.

"Diadakan juga Festival Bale Mangrove setiap tahun yang dikemas dengan nilai-nilai edukasi, karena fokus kita bukan pada profit melainkan bagaimana menjaga hutan mangrove,” ujar Lukman

Pada kesempatan terpisah, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M Paham mengajak desa-desa yang terpilih itu untuk memanfaatkan kesempatan dengan baik sehingga program menjadi tepat sasaran dan tepat manfaat guna membangkitkan kembali pariwisata yang sempat terpuruk karena pandemi COVID-19.

"Kita harus bangkit bersama, lebih cepat, lebih kuat dengan mengedepankan adaptasi, inovasi dan kolaborasi,” tutur Martini. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya