Bertemu Menkeu G20, Sri Mulyani Ungkap Pandangannya soal Kondisi Ekonomi Dunia

Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, kondisi perekonomian dunia pada 2023 akan jauh melemah dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu, perekonomian hingga akhir 2023 masih perlu untuk diwaspadai.

Utang Jatuh Tempo RI pada 2025 Capai Rp 800 Triliun, Sri Mulyani Bilang Gini 

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani usai melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di G20 pada IMF-World Bank Spring Meetings 2023 di Washington D.C, Amerika Serikat.

"Perekonomian dunia di tahun ini diperkirakan akan jauh melemah dan juga inflasi masih menjadi tantangan di berbagai negara. Dan ini kemudian menyebabkan kebijakan moneter yaitu keunikan suku bunga dan juga pengetatan likuiditas ini akan mengancam pertumbuhan ekonomi," ujar Sri Mulyani dalam Instagramnya @smindrawati Kamis, 13 April 2023.

Ranking UI Naik 31 Peringkat Versi QS, Dari Posisi 237 ke 206 Dunia

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Photo :
  • youtube Sekretariat Presiden

Bendahara negara ini mengatakan, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga membahas mengenai stabilitas sistem keuangan. Pembahas tersebut yakni terhadap pengaruh kondisi ekonomi hingga kebijakan kenaikan suku bunga di berbagai negara. Dia mengajak semuanya untuk waspada.

Sri Mulyani Sebut Geopolitik dan Perang Dagang Bisa Jadi 'Mimpi Buruk' Pariwisata RI

"Jadi kondisi perekonomian dunia memang perlu untuk diwaspadai sampai dengan akhir tahun. Diharapkan tahun depan akan menjadi lebih baik," jelasnya.

Selain itu kata Sri Mulyani, juga dibahas mengenai ketahanan pangan dan ketahanan energi. Serta dibahas mengenai peningkatan kerja sama tingkat global untuk membantu berbagai negara yang mengalami dampak dari krisis dunia.

"Forum ini juga menjadi pengingat yang baik bagaimana kerja sama yang baik di tingkat global sangatlah diperlukan. Karena krisis yang sedang dialami tidak hanya dialami oleh satu-dua negara, melainkan seluruh dunia," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya