AS Terancam Gagal Bayar Utang, Wamenkeu Harap Tidak Berdampak ke RI

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menegaskan, pihaknya akan terus memantau perkembangan di Amerika Serikat yang terancam mengalami gagal bayar utang. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi Pemerintah.

Tagih Kepastian Utang Rafaksi Migor, Aprindo: Jangan Jadi Tanggungan Pemerintah Berikutnya

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sendiri, telah memperingatkan konsekuensi buruk dari kemungkinan gagal membayar kewajiban utang oleh pemerintah AS paling cepat pada 1 Juni.

"Kita perhatiin dengan seksama seperti apa perkembangan di AS nya, kan kalau baca berita mereka coba cari solusi. Pastinya nanti akan kita lihat bagaimana pergerakan di tingkat dunianya, moga-moga enggak ada apa-apa," kata Suahasil kepada awak media di Gedung Mahkamah Agung, Rabu, 24 Mei 2023.

Nyolong, Sersan Gordon Black Diringkus Polisi Rusia

Ilustrasi utang.

Photo :
  • U-Report

Sementara itu, Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, jika nantinya AS mengalami gagal bayar utang, dampak ke Indonesia hampir tidak ada secara fundamental.

Utang Pemerintah Maret 2024 Turun Jadi Rp 8.262 Triliun, Begini Rinciannya

"Kalau jatuh tiba-tiba gagal bayar apa dampaknya kita belum tahu, tapi kalau dari sisi fundamental ekonomi hampir tidak ada. Mungkin di AS saja ada sedikit atau goyah ke dolar maupun pasar modal di sana," ujarnya.

Menurutnya, AS juga tidak akan membiarkan negaranya untuk mengalami gagal utang. Sebab, jika hal itu terjadi akan membuat record AS menjadi jelek di masa yang akan datang.

"Kan sekarang A+ bunganya rendah, kalau default nanti isu utang lagi pasti rating-nya harusnya turun. Kalau dia turun kita jadi naik harusnya, jadi netral to positive ke kita, kalau ke Amerika negatif. Ya kita bersyukur lah kita lebih pintar sedikit daripada Amerika," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya