Alasan Kemenkeu Optimistis Kinerja Investasi 2024 Tetap Kinclong Meski Ada Pemilu

Ilustrasi Pemilu 2024.
Sumber :
  • VIVA

VIVA Bisnis – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis kinerja investasi pada tahun politik atau 2024 akan tetap moncer. Sebab, diperkirakan konsumsi masyarakat akan tinggi karena adanya aktivitas kampanye dan investasi pun diperkirakan tetap baik

Anies: Pakemnya yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pihaknya sudah memperhitungkan dampak pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) terhadap kinerja investasi Indonesia.

“Kami sudah memperhitungkan masalah Pemilu. Banyak orang mengatakan Pemilu menimbulkan ketidakpastian, ini ada benarnya, tapi mungkin tahun ini agak berbeda,” kata Febrio dalam Taklimat Media Rabu, 31 Mei 2023.

Bukan International Moneteri Fund, Sandiaga Ungkap 84 Persen UMKM Andalkan IMF untuk Permodalan

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Febrio menjelaskan, untuk konsumsi masyarakat di tahun politik 2024 akan melesat. Hal itu ditopang oleh tingginya aktivitas kampanye yang melibatkan jutaan orang.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Investasi Terus Masuk

Selain itu, jelas dia, Indonesia tengah berada dalam momentum investasi terbaik. Hal tersebut tercermin dari banyaknya penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal pada kuartal I-2023.

"Data Global IPO Watch kuartal I-2023 menunjukkan Indonesia berada di peringkat keempat pada 10 negara dengan IPO teratas pada kuartal I-2023 ditopang permintaan komoditas yang digunakan dalam baterai untuk kendaraan listrik," jelasnya.

“Belum pernah terjadi Indonesia ada di atas Hong Kong dan Jepang. Ini menjadi sinyal bahwa minat investasi tetap tinggi meski kita ada Pemilu sampai tahun depan,” tambahnya.

Menurutnya, untuk pengelolaan ekonomi Indonesia saat ini sangat tangguh. Hal itu tercermin dari nilai tukar rupiah yang mengalami apresiasi terhadap dolar AS. Di saat mata uang negara lain mengalami depresiasi.

“Jadi, kombinasi kinerja ekonomi dan tata kelola investasi yang kredibel itu membuat investor banyak masuk,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya