PMI Manufaktur Ekspansif 23 Bulan Beruntun, Kemenkeu: Pelaku Bisnis Optimis Ekonomi Membaik
- Tangkapan layar M Yudha P.
Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten melanjutkan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut. PMI Manufaktur tercatat sebesar 53,3, atau meningkat dari Juni 2023 yang sebesar 52,5.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, penguatan PMI manufaktur didorong meningkatnya permintaan baru baik di dalam negeri maupun ekspor.
“Secara keseluruhan sentimen pelaku usaha di sektor manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli. Pulihnya permintaan ekspor ke level ekspansif meningkatkan permintaan agregat secara keseluruhan, sehingga diharapkan dapat menopang kinerja pertumbuhan ekonomi pada Semester II ini,” kata Febrio dalam keterangan Rabu, 2 Juli 2023.
"Meningkatnya PMI manufaktur di bulan Juli ini menunjukkan optimisme pelaku usaha seiring membaiknya kondisi perekonomian," jelasnya.
Febrio melanjutkan, dalam menghadapi potensi dampak El Nino perlu untuk terus diwaspadai. Sebab, saat ini curah hujan sudah mulai berkurang, yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian.
"Dalam menghadapi dampak El Nino, kebijakan yang dilakukan antara lain optimalisasi penggunaan infrastruktur air dan penguatan lumbung pangan”, ujar Febrio.
Febrio menuturkan, Pemerintah juga menyediakan insentif fiskal sebesar Rp 1 triliun di tahun 2023 dalam rangka mendukung pengendalian inflasi di tingkat daerah. Per 31 Juli 2023, Pemerintah telah menyalurkan Rp 330 miliar untuk periode I.
"Alokasi insentif fiskal tersebut merupakan bukti konsistensi Pemerintah dalam pengendalian inflasi nasional, terutama mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber. Dengan dana tersebut dan dukungan inovasi kebijakan di tiap daerah, stabilitas harga diharapkan dapat tetap terjaga dan target inflasi 3 persen plus minus 1 persen di akhir tahun dapat dicapai," jelasnya.