Kemenkeu Ungkap Kinerja Manufaktur RI Tinggi pada Agustus 2023

Ilustrasi industri manufaktur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, aktivitas Manufaktur Indonesia terus mengalami ekspansi dalam 24 bulan terakhir. Pada bulan Agustus 2023, PMI manufaktur menguat ke level 53,9, lebih tinggi dibanding bulan Juli (53,3). 

Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, penguatan aktivitas manufaktur didorong meningkatnya permintaan baru, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. 

“Pertumbuhan sektor manufaktur harus terus didukung untuk memperkuat fundamental perekonomian agar tetap mampu tumbuh tinggi dan menyerap lapangan kerja di tengah perlambatan ekonomi dunia. Dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk insentif fiskal dan non-fiskal akan terus diberikan untuk memperkuat daya saing produk manufaktur nasional," kata Febrio dalam keterangannya Jumat, 1 September 2023. 

Produk Baja Lapis RI Siap Ekspansi ke Pasar Konstruksi Australia

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Febrio menuturkan, tren ekspansi sektor manufaktur juga diperkirakan diikuti oleh pembukaan lapangan kerja yang semakin kuat di bulan Agustus. Secara keseluruhan, para pelaku industri manufaktur nasional tetap optimis dalam melihat potensi perekonomian dalam jangka pendek. 

Rupiah Perkasa ke Rp 16.088 per Dolar AS Usai Rilis Data Inflasi RI

"Tren ekspansi sektor manufaktur juga diperkirakan diikuti oleh pembukaan lapangan kerja yang semakin kuat di bulan Agustus. Secara keseluruhan, para pelaku industri manufaktur nasional tetap optimis dalam melihat potensi perekonomian dalam jangka pendek," jelasnya. 

Febrio mengatakan, di tengah berlanjutnya aktivitas manufaktur, inflasi tetap terkendali. Angka inflasi Agustus 2023 tercatat sebesar 3,27 persen persen year on year (yoy). Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (3,08 persen), namun masih tetap di dalam rentang sasaran Pemerintah 2,5 persen ± 1 persen. 

"Kenaikan inflasi Agustus ini didorong oleh naiknya komponen inflasi harga bergejolak (volatile food) setelah Juli lalu mengalami deflasi (-0,03 persen yoy). Sementara itu, inflasi inti dan harga diatur pemerintah (administered price) melanjutkan tren perlambatan," jelasnya. 

Dia menuturkan, untuk angka inflasi inti melambat ke 2,18 persen yoy, turun dari bulan lalu sebesar 2,43 persen yoy. Seluruh kelompok barang dan jasa melambat, kecuali kelompok makanan minuman dan transportasi. 

Secara bulan ke bulan, kenaikan inflasi terjadi pada pendidikan seiring masuknya tahun ajaran baru. Untuk komponen inflasi harga diatur pemerintah melanjutkan tren menurun ke angka 8,05 persen yoy dari sebelumnya 8,42 persen pada Juli 2023. 

"Hal ini mencerminkan keberhasilan Pemerintah mengelola stabilitas harga energi domestik," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya