Bahlil Sindir Thomas Lembong, Target Investasi Zaman Jadi Kepala BKPM Ada yang Tak Tercapai

Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyindir telak prestasi Kepala BKPM terdahulunya, Thomas Trikasih Lembong, dengan membandingkan capaian target realisasi investasi per tahun di periode sebelumnya dan periode saat ini.

Forum Investor di Abu Dhabi, Menteri Sandiaga Beberkan Keuntungan Investrasi Parekraf di Indonesia

Hal itu bahkan dibeberkan Bahlil, dalam sambutan awalnya di acara 'Konfrensi Pers Kinerja Investasi Tahun 2023', sebelum mulai masuk ke sesi paparan inti.

Awalnya, Bahlil mengutarakan bahwa semestinya Kepala BKPM sebelum era nomenklatur Kementerian Investasi terbit di medio 2021, tidak perlu mengklaim dirinya sebagai mantan Menteri Investasi.

Ombudsman: Bunga Investasi yang Sangat Tinggi Itu 99,9 Persen Penipuan

"Sejak reformasi sampai dengan sekarang itu, status institusi kelembagaan BKPM itu dulunya dipimpin sebagai seorang kepala, belum menteri. Jadi status Kementerian itu ada pada tahun 2021," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Kinerja Investasi Tahun 2023 di kantornya, Rabu, 24 Januari 2024.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
3 Tips Ini Bisa Buat Kamu Terhindar dari Penipuan Investasi

Bahkan, Dia dengan tegas menyebut bahwa mantan Kepala BKPM sebelum tahun 2021 yang menyebut dirinya sebagai mantan menteri Investasi, sebagai sebuah kebohongan publik.

"Maka tidak benar kalau kemudian ada yang pernah memimpin BKPM merasa diri sebagai Menteri Investasi. Karena Menteri Investasinya itu baru ada pada tahun 2021, sehingga jangan sampai ada pembohongan publik. Ini berdasarkan Perpres, jadi bukan berdasarkan pak Bahlil," ujarnya

Kemudian, Bahlil pun mulai membeberkan data capaian target BKPM, guna membandingkan realisasi investasi di periodenya dan di periode sebelum masa jabatannya. Terutama, perbandingan kinerja BKPM di kabinet pertama Jokowi dengan di kabinet keduanya.

Dia memaparkan, realisasi investasi 2015 era Franky Sibarani memimpin BKPM, mencapai Rp 545,40 triliun dari target Rp 519 triliun di RPJMN. Uniknya, saat membicarakan realisasi investasi BKPM di era setelah Franky Sibarani, yakni di periode Thomas Lembong, Bahlil pun blak-blakan enggan menyebut namanya karena tidak mau membuatnya besar kepala.

"Kemudian diganti oleh, saya pikir teman-teman sudah tahu. Saya tidak sebutkan namanya, nanti kepala besar soalnya. Itu di 2016 ada terjadi reshuffle kabinet, kemudian ada pejabat terdahulu saya masuk, dan itu target RPJMN-nya Rp 594,80 triliun realisasinya Rp 612 triliun," kata Bahlil.

"Lalu di 2017, dengan target RPJMN Rp 678 triliun, realisasinya 692 triliun. Namun pada tahun 2018, wartawan catat ini, RPJMN kita Rp 765 triliun, realisasi investasinya Rp 721,30 triliun. Jadi dalam fasenya itu ada target yang tidak tercapai," ujarnya menambahkan.

Kemudian pada kuartal IV-2019 atau saat BKPM mulai dipimpin olehnya, Bahlil melaporkan bahwa dari target RPJMN sebesar Rp 817 triliun, realisasi investasinya mencapai Rp 826 triliun. Bahkan di era COVID-19, saat Jokowi justru menaikkan target realisasi investasi menjadi Rp 858,50 triliun, Bahlil menegaskan bahwa pihaknya juga berhasil menembus target realisasi investasi hingga sebesar Rp 901 triliun.

"Di era COVID-19 pun RPJMN-nya Rp 858,50 triliun, kita mencapai target Rp 901 triliun. Karena waktu itu Pak Jokowi meminta saya, dari (target sebelumnya) Rp 826 triliun harus dinaikkan ke Rp 900 triliun, padahal COVID-19. Alhamdulillah tercapai Rp 901 triliun," kata Bahlil.

Thomas Lembong atau Tom Lembong

Photo :
  • Singapore Summit

Selanjutnya di tahun 2022, lanjut Bahlil, saat target realisasi investasi di RPJMN dipatok sebesar Rp 968 triliun, Jokowi justru mengharuskan capaiannya menyentuh hingga Rp 1.200 triliun. Namun, lagi-lagi Bahlil jumawa bahwa hal itu bisa dicapainya dengan realisasi investasi sebesar Rp 1.247 triliun.

"Di 2022, target RPJMN Rp 968 triliun. Tapi dalam rangka bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi kita di atas 5 persen, yang rumusnya adalah investasi sektor riil di luar hulu migas dan sektor keuangan, jadi harus mencapai Rp 1.200 triliun. Alhamdulillah tercapai juga Rp 1.247 triliun," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya