Pemerintah Pastikan Fundamental Ekonomi RI Kuat Redam Dampak Ekonomi Konflik Iran Vs Israel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Adakan Rapat Terbatas
Sumber :
  • istimewa

Jakarta – Pemerintah Indonesia merespons cepat perkembangan konflik di Timur Tengah usai serangan Israel ke fasilitas Diplomatik Iran di Damaskus dan serangan balasan Iran ke Israel. Dampak geopolitik hingga ekonomi jadi sorotan saat ini.

Industri Padat Karya Terpuruk, 15 Investor Asing Jajaki Investasi Tekstil di RI

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pun telah mengadakan Rapat Koordinasi dengan melibatkan seluruh unsur Kedeputian bersama dengan Kementerian Luar Negeri dan sejumlah Duta Besar pada Senin kemarin.

Dalam rapat koordinasi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Perekonomian Airlangga Hartarto turut mengundang Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf), Duta Besar (Dubes) RI Amman, Dubes RI Teheran, dan Perwakilan KBRI di Beirut. Hal itu guna menyampaikan kondisi terkini terkait situasi di Timur Tengah, yang nantinya akan menjadi background langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.

Ibas Yudhoyono: Perempuan Indonesia Mampu Jadi Penggerak Ekonomi Bangsa

“Pelaksanaan Rapat Koordinasi ini merupakan assesment untuk upaya deeskalasi dampak konflik di kawasan Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia,” ungkap Menko Airlangga dikutip dari keterangannya, Selasa, 16 April 2024.

Dubes RI di Amman (Jordania) Ade Padmo Sarwono menyampaikan perkembangan situasi di kawasan. Dia pun menyampaikan harapan kiranya perkembangan ini tidak mengalami eskalasi karena akan berdampak pada ekonomi negara-negara di kawasan dan termasuk berdampak ke Indonesia.

Serangan Brutal Israel, Jumlah Korban Tewas di Gaza Terus Meningkat

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Adakan Rapat Terbatas

Photo :
  • istimewa

“Berbagai pihak saat ini berupaya untuk meredam eskalasi konflik. Secara umum, ketegangan di kawasan meningkat, namun sejauh ini masih dapat dikelola,” ungkap Ade.

Sementara itu, Dubes RI Teheran (Iran) Ronny P Yuliantoro mengungkapkan perkembangan politik dalam negeri Iran dan antisipasi berbagai dampak eskalasi dari serangan Iran ke Israel. “Kita perlu mengantisipasi dampak ketegangan di kawasan dan disrupsi logistik serta rantai pasok, karena pentingnya posisi dan jalur Selat Hormuz yang mengakomodasi puluhan ribu kapal per tahun,” papar Ronny.

Pada kesempatan itu, Dirjen Aspasaf Abdul Kadir Jailani turut menekankan perlunya antisipasi kemungkinan eskalasi dari situasi yang ada di Kawasan pada saat ini. Dia pun menegaskan, semua pihak saat ini tidak menginginkan eskalasi.

Namun, perlu diantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dan dampaknya terhadap ekonomi mengingat nilai penting Selat Hormuz dan Laut Merah, serta pengaruh terhadap harga minyak dan biaya logistik.

Sebagai informasi, peningkatan konflik geopolitik Iran dan Israel pada akhir pekan kemarin memberi dampak terhadap kondisi perekonomian global. Harga minyak mentah global masih berfluktuasi. Pada perdagangan kemarin harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,18% (dtd) ke level US$90,29 per barel, jauh lebih tinggi jika dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar US$77,4 per barel.

Kemudian, minyak mentah jenis WTI turun 0,28 persen ke level US$85,42 per barel, lebih tinggi dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar US$71,65 per arel. Lalu, eskalasi konflik geopolitik tersebut juga telah membuat indeks dolar AS meningkat, yang menyebabkan melemahnya indikator finansial sejumlah negara terutama emerging market.

Mayoritas nilai tukar di Kawasan Asia Pasifik bergerak melemah terhadap dolar AS pda perdagangan kemarin. Seperti Baht Thailand dan Won Korea terdepresiasi sebesar 0,24% (dtd), dan Ringgit Malaysia sebesar 0,24% (dtd).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Adakan Rapat Terbatas

Photo :
  • istimewa

Mayoritas bursa di Asia Pasifik juga bergerak di zona merah. Pada Penutupan Pasar (15/04) indeks FKLCI Malaysia melemah 0,55% (dtd), diikuti Kospi sebesar 0,42% (dtd). Untuk Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan Pasar Spot Rupiah domestik masih ditutup seiring dengan adanya libur Hari Raya Idulfitri.

Namun demikian berdasarkan data pasar spot luar negeri (Trading Economics), nilai tukar Rupiah berada di level Rp16.060 atau mengalami apresiasi 0,31% (dtd), lebih baik dibandingkan negara- negara lain seperti Korea, Filipina, dan Jepang. Guna meredam dampak kenaikan harga minyak global akibat konflik geopolitik Iran dan Israel, Pemerintah juga mencermati kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai shock absorber.

Koordinasi lebih lanjut akan dilakukan bersama otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan bauran kebijakan dalam menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Turut hadir dalam Rapat Koordinasi tersebut di antaranya yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan, Deputi Pangan dan Agribisnis Dida Gardera, Deputi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Elen Setiadi, Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, serta Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede dan Reza Yamora Siregar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya