Bunga KPR Subsidi Dipastikan Tak Terpengaruh Kenaikan BI Rate

Foto udara perumahan bersubsidi di Bogor, Jawa Barat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Gunungkidul – Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis points menjadi 6,25 persen dipastikan tidak mempengaruhi suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bersubsidi.

Penjualan Mobil Diprediksi Menurun, Dampak BI Rate

Direktur Keuangan & Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Persero, Bonai Subiakto memastikan, bunga KPR bersubsidi masih sebesar 5 persen, sehingga angkanya pun menjadi cukup jauh di bawah BI Rate.

"Meskipun ada kenaikan suku bunga (BI Rate), untuk KPR subsidi tetap 5 persen FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)," kata Bonai dalam acara diskusi di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta, Kamis, 2 Mei 2024.

Bank Indonesia: Modal Asing Masuk Rp 22,84 Triliun Imbas Kenaikan Suku Bunga

Foto udara pembangunan rumah bersubsidi.

Photo :
  • Muhammad Solihin

Bonai menegaskan bahwa tingkat bunga dari program KPR bersubsidi tersebut, masih sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah dan yang berlaku saat ini.

Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Dia memastikan, penyaluran pembiayaan KPR FLPP yang digarap PT SMF pun masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan pemerintah. Target itu yakni sebanyak 166.000 unit rumah bersubsidi, yang dikhususkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Target untuk pembiayaan perumahan khusus program KPR subsidi sebagaimana dicanangkan pemerintah untuk 2024 ini 166.000 sampai akhir tahun," ujar Bonai.

Selain itu, Bonai menambahkan bahwa kenaikan BI Rate itu tak akan memengaruhi kinerja keuangan PT SMF. Karena meskipun ada selisih bunga KPR bersubsidi dengan BI Rate, menurutnya PT SMF tidak langsung terdampak karenanya.

Sebab, Bonai mengatakan bahwa PT SMF bergerak dalam pembiayaan sekunder, atau secondary mortgage facility. Sehingga dampak kenaikan BI Rate khususnya terhadap suku bunga pembiayaan perumahan KPR tidak akan terlalu terasa.

"Karena kami lembaga pembiayaan sekunder, biasanya impact enggak langsung kalau dilihat berdasarkan historis. Jadi (dampak BI rate) ini akan dialami oleh teman-teman di pembiayaan primer," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya