Seberapa Sering Kilang Pertamina Terbakar

Tangki minyak kilang Pertamina RU IV Cilacap yang terbakar
Sumber :
  • Antara/ Idhad Zakaria

VIVAnews - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Romahurmuziy, mengatakan kebakaran kilang minyak milik PT Pertamina di Cilacap merupakan hal yang sangat disayangkan. Kejadian terbakarnya kilang minyak milik Pertamina sudah terjadi beberapa kali.

Mantan CEO PrettyLittleThing Umar Kamani Pecahkan Rekor Penjualan Tanah Terbesar di Dubai

Peristiwa kebakaran itu sangat bertolak belakang dengan keinginan Pertamina menjadi perusahaan dengan motto "World Class Company".

"Kebakaran di Cilacap sebagai insiden yang kesekian kalinya dalam dua tahun terakhir sejak Plumpang, Balongan, dan sekarang Cilacap," kata Romahurmuziy, saat dihubungi VIVAnews.com.

Insiden terbakarnya tangki Pertamina di Cilacap merupakan kebakaran kilang pertama pada 2011. Tapi, sebelumnya, sejak 2008 hampir setiap tahun terjadi insiden terbakarnya pipa ataupun tangki milik Pertamina.

Pada 9 Maret 2008, pipa kilang minyak milik Pertamina di Cilacap terbakar dan menewaskan dua orang pekerja. Pada 3 Juni 2009, terjadi kebocoran yang menyebabkan kebakaran di kilang Fuel Oil Complex (FOC) II Unit B dan terakhir pada 24 Januari 2010 terjadi letupan di unit pembuatan bahan dasar pelumas di kilang Pertamina Cilacap.

Selain di Cilacap, tercatat depo bahan bakar minyak (BBM) di Plumpang, Jakarta Utara terbakar pada 18 Januari 2009 dan sebuah tangki pada unit Residu Catalytic Cracking (RCC) Kilang Pertamina UP VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, juga terbakar pada 19 Juli 2009.

Menurut pria yang akrab disapa Romy ini, jika nantinya hasil penyelidikan penyebab kebakaran adalah mechanical error ataupun human error, maka Pertamina harus mengevaluasi seluruh Standar Operasional Prosedur (SOP) keselamatan kerjanya.

Romy menambahkan, berhentinya operasi Refinery Unit (RU) Cilacap memang tidak mengancam pasokan BBM karena bisa impor dari International Spot Market. Tapi, jika hasil penyelidikan kebakaran RU Cilacap menunjukkan keteledoran, ini merupakan bukti ketidakseriusan pengelolaan untuk sebuah instalasi vital yang memasok 34 persen kebutuhan nasional atau 60 persen kebutuhan Pulau Jawa.

"Polisi dan pemadam kebakaran harus mengungkap faktor penyebab kebakaran dan mengumumkannya kepada publik. Jangan sampai kejadian ini berlalu begitu saja tanpa ada kejelasan apa penyebabnya atau siapa yang salah, dan apa sanksi hukumnya," jelas pria yang juga menjabat sebagai wakil sekjen Partai Persatuan Pembangunan ini.

Bagi Komisi VII, Romy melanjutkan, yang terpenting adalah pemerintah dan
Pertamina harus menjamin pasokan BBM. Jangan sampai insiden kebakaran tangki RU di Cilacap dapat menebar kepanikan sosial di Pulau Jawa karena adanya kemungkinan kelangkaan BBM.

"Selain itu, Komisi VII akan memanggil Pertamina pada kesempatan pertama untuk mengaudit standar prosedur dan audit teknis keamanan seluruh kilang," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Mochamad Harun, berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh setelah pemadaman terhadap ketiga tangki selesai dilakukan.

"Tentu setiap insiden sekecil apa pun, apalagi yang sekarang terjadi, kami akan lakukan penyelidikan menyeluruh," ujarnya kepada VIVAnews.com. (art)

Menag Yaqut Cholil Qoumas di Bandara Soetta jelang bertolak ke Jeddah

Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji, Menag Bertolak ke Arab Saudi

Menag terbang pada 7 Mei 2024 dini hari, dan dijadwalkan berada di Saudi selama empat hari dan kembali ke Tanah Air pada 11 Mei 2024. Jemaah haji reguler secara bertahap

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024