4 Negara Asia dengan Belanja Militer Terbesar
- AP Photo/ Felipe Dana
VIVAnews - Amerika Serikat (AS) selama ini terkenal sebagai pasar penghasil persenjataan dunia dan ditaksir bakal menjual hingga US$50 miliar pada tahun ini. Walaupun diketahui bisnis persenjataan dunia pada 2011 tidak akan sebaik setahun sebelumnya.
Sejumlah angkatan bersenjata di berbagai negara tahun lalu tercatat menghabiskan dana hingga US$1,63 triliun, atau naik tipis 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran dana tersebut, termasuk untuk pembelian senjata, keperluan prajurit, serta dana untuk memelihara perlengkapan dan infrastruktur militer yang sudah dimiliki.
Berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute seperti dikutip VIVAnews.com dari laman 247wallst.com, Sabtu, 16 April 2011, disebutkan bahwa banyak negara yang hingga kini belum menyerah untuk mengurangi anggaran pertahanan mereka. Bahkan, belanja militer di negara-negara Afrika dan Amerika Selatan justru meningkat hingga 6 persen.
Di antara 10 negara di dunia yang mengeluarkan anggaran besar selama 10 tahun terakhir, tercatat empat negara dari kawasan Asia masuk dalam daftar tersebut. Sementara itu, dari kawasan Eropa tercatat lima negara memiliki anggaran militer terbesar yaitu Italia, Jerman, Rusia, Prancis, dan Inggris.
Posisi pertama dalam daftar 10 negara yang mengalokasikan dana terbesar selama 2010 dipegang oleh Amerika Serikat yang mengeluarkan dana hingga US$698 miliar. Kenaikan anggaran militer tersebut meningkat 81,3 persen dibandingkan posisi pada 2001.
Berikut empat negara Asia yang menganggarkan miliaran dolar AS selama 2010 untuk kegiatan militer :
4. India
Belanja militer 2010: US$41,3 miliar.
Perubahan 2001-2010: 54,3 persen.
Persentase terhadap produk domestik bruto (PDB): 2,7 persen.
India menempati posisi kelima negara di Asia atau kesembilan dunia sebagai negara yang mengalokasikan dana cukup besar untuk kegiatan militernya. Anggaran belanja militer India tahun lalu sebesar US$1 miliar memang menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, penurunan ini diperkirakan tidak bertahan lama karena pada Februari lalu, pemerintah India meningkatkan belanja militernya sebesar 11,6 persen. Hal itu dilakukan seiring makin kuatnya militer di China dan Pakistan.
3. Arab Saudi
Belanja militer 2010: US$45,2 miliar.
Perubahan 2001-2010: 63 persen.
Persentase terhadap PDB: 10,4 persen.
Tingginya anggaran belanja militer Arab Saudi tidak terlepas dari kekuatan ekonomi yang begitu besar. Anggaran sebesar US$45,2 miliar tahun lalu merupakan 10,4 persen dari total produk domestik bruto (PDB) negara TelukĀ ini. Persentase ini merupakan yang terbesar dibandingkan negara-negara dengan anggaran belanja terbesar dalam daftar 10 negara ini. Arab Saudi juga menjadi negara yang mengalami peningkatan belanja militer terbesar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4 persen.
2. Jepang
Belanja militer 2010: US$54,5 miliar.
Perubahan 2001-2010: minus 1,7 persen.
Persentase terhadap PDB: 1 persen.
Jepang selama ini sudah mempertahankan anggaran militernya hanya sebesar 1 persen terhadap PDB sejak 1967. Sebagai hasilnya, penghematan anggaran militer Jepang telah membuat perekonomian negara tersebut semakin kuat. Di saat berbagai negara Asia Timur meningkatkan belanja modal lebih dari 55 persen selama 10 tahun terakhir, Jepang justru mengalami penurunan anggaran 1,7 persen.
1. China
Belanja militer 2010: US$119 miliar (perkiraan).
Perubahan 2001-2010: 189 persen.
Persentase terhadap PDB: 2,1 persen (perkiraan).
China merupakan negara kedua di dunia yang menghabiskan dana paling besar untuk belanja militer sepanjang 2010. Negara Tirai Bambu ini juga mengalami pertumbuhan tercepat di antara negara-negara lainnya. Sejak 2001 hingga 2010, tercatat anggaran militer China mengalami pertumbuhan yang melesat hingga 189 persen. Pertumbuhan itu lebih dari dua kali lipat di antara 10 negara yang masuk dalam daftar ini.
Pelemahan ekonomi pada 2009 menyebabkan kenaikan anggaran belanja China hanya meningkat 3,8 persen. Namun, anggaran pada 2011 diperkirakan naik 12,7 persen.
Banyak analis yang yakin anggaran pertahanan China sebetulnya lebih tinggi dari laporan yang selama ini beredar di masyarakat. (art)