CT: Kontroversi Buku karena Masalah Royalti

Chairul Tanjung
Sumber :

VIVAnews - Buku biografi "Chairul Tanjung Si Anak Singkong" yang baru saja diluncurkan menuai kontroversi. Buku yang ditulis wartawan Kompas, Tjahja Gunawan Diredja, ini mendadak ramai dibicarakan karena munculnya pengakuan Inu Fabiana di media sosial bahwa dirinya yang menulis buku tersebut

Inu melalui akun twitter-nya, @ifnubia, membeberkan berbagai hal mengenai penulisan buku tersebut. Inu merasa kecewa karena namanya tidak dicantumkan sesuai permintaannya. Padahal, menurut Inu, yang menulis buku tersebut adalah dirinya.

Tidak Pakai Dolar, Rusia Beli Senjata dari India Gunakan Rupee

Tjahja menjelaskan bahwa ia memang meminta bantuan Inu mentranskrip wawancara narasumber untuk kepentingan pembuatan buku tersebut. Ia membantah Inu merupakan ghostwriter buku tersebut.

Chairul Tanjung sendiri mengaku telah mendengar kontroversi tersebut. Untuk mengapresiasi kerja Inu, lanjut Chairul, dalam buku tersebut juga sudah ditulis ucapan terima kasih karena telah membantu mentranskip hasil wawancara. Ia mengerti apa yang dituntut oleh Inu adalah masalah royalti dari buku tersebut.

"Sebenarnya yang diributikan masalah royalti dan mas Tjahja belum terima royalti. Apa yang mau dibagi? Jadi jangan berprasangka buruk, saya sudah minta mas Tjahja menemui yang bersangkutan untuk diselesaikan baik-baik," katanya dalam diskusi buku tersebut di Jakarta, Senin, 2 Juli 2012.

Tjahja mengaku telah mengenal CT, panggilan akrab Chairul Tandjung sejak 1995 lalu saat masih liputan di perbankan. Pada 1997 Indonesia memasuki krisis moneter, banyak bank limbung, namun Bank Mega yang dimiliki CT justru mampu memberikan pinjaman antar bank yang bunganya tinggi. "Pak CT waktu itu bilang ini berkah bagi Allah dan bersyukur dengan membuat program Mega Berbagi," katanya.

Seiring berjalannya waktu, Tjahja menilai sosok CT sebagai seorang pengusaha sukses harus ditulis dalam buku agar dapat menginspirasi anak muda. Tjahja  memulai riset untuk buku autobiografi CT sejak Agustus 2010 dan menghabiskan waktu enam bulan untuk menulis. Metode penulisan dalam buku ini pun diambil dari wawancara orang-orang di sekitar CT dari kecil, SD, SMP, SMA, kuliah hingga rekan-rekan bisnisnya.

"Pak CT tidak mau cerita dari versi dia, tapi dari orang lain, dari teman SMP-SMA-kuliah, hingga teman bisnis, termasuk anggota Komite Ekonomi Nasional. Banyak narasumber yang saya gali penilaiannya tentang CT," ujarnya.

30 warga di Kabupaten Sergai keracunan makanan.(istimewa/VIVA)

30 Warga Kabupaten Sergai Diduga Keracunan Makanan

Tercatat terdapat 30 warga Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara mengalami keracunan makanan pada Minggu, 12 Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024