Hiswana: Banyak yang "Bermain", Elpiji Langka

Gas Elpiji
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo
VIVAnews -
Kelangkaan elpiji yang terjadi akhir-akhir ini dinilai sebagai akibat ketidaksesuaian
supply
(pasokan) dan
demand
(permintaan) tentang kebutuhan elpiji.


Hal ini diungkapkan Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana) Migas, Eri Purnomohadi, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII di DPR, Selasa malam 11 Juni 2013.


Menurutnya, kondisi akan kembali normal jika seluruh agen mendapatkan tambahan dari Pertamina. "Ya ada titik-titik distribusi. Ada
supply
dan
demand
Tekan Emisi Karbon, Kementerian Investasi dan VKTR Hibahkan 3 Bus Listrik ke UGM
yang berbeda. Kebutuhan elpiji meningkat sementara
supply
11 Orang Daftar ke Demokrat untuk Pilgub Sumut, Ada Nama Menantu Jokowi
berkurang. Nanti harganya normal kembali selama 1-2 hari," kata Eri.

329 Petugas PPIH Berangkat ke Arab Saudi, Bertugas di Daker Bandara dan Madinah

Pihak Hiswana tidak membantah bahwa ada pihak-pihak agen yang meningkatkan harga penjualan gas elpiji. Menurutnya, tidak hanya agen yang bisa meningkatkan harganya, tapi juga pangkalan elpiji.


"Mereka yang menaikkan harganya terlalu tinggi, bisa diberi sanksi oleh Pertamina. Untuk pangkalan, bisa diputus kontraknya. Sedangkan untuk agen, Pertamina bisa mengurangi stok elpiji, bahkan yang terburuk (pemutusan kontrak)," kata dia.


Tapi, Hiswana mengkhawatirkan adanya pangkalan ilegal yang berada di luar kontrol Pertamina. Justru tempat-tempat penjualan elpiji ini cenderung bisa dijadikan sebagai tempat "bermain". "Banyak yang bermain, bahkan sopir sekali pun," kata dia.


Harga elpiji sebesar 3 kilogram kini menjadi Rp18-20 ribu, padahal mulanya Rp12 ribu. Sedangkan harga elpiji 12 kg naik hingga Rp80-Rp100 ribu dari harga awal sebesar Rp78 ribu per tabung. Kenaikan harga ini terjadi di beberapa daerah, misalnya di Jakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya