Pemerintah Harus Paksa Pengusaha Penggemukan Sapi Lepas Stok

- Harga kebutuhan pokok sehari-hari melambung tinggi, termasuk harga daging sapi. Upaya mengadakan operasi pasar untuk menurunkan harga daging sapi dinilai tidak efektif.

M. Romahurmuziy, selaku Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, ketika dihubungi VIVAnews Selasa 23 Juli 2013, menyatakan ada beberapa hal yang menyebabkan operasi pasar itu tidak efektif.

Menurut Romi, pedagang tidak terbiasa dengan daging sapi impor. Fasilitas lemari pendingin untuk menyimpan daging sapi beku yang diimpor itu tidak dimiliki sebagian besar pedagang.

"Kebanyakan daging yang diimpor ukurannya terlalu besar. Pedagang kesulitan untuk memasukannya ke dalam

," ujar Romi.

Para pedagang yang terbiasa menjual daging segar, Romi melanjutkan, akan kesulitan untuk menjual daging impor, karena daging impor relatif lebih banyak mengandung air.

Sedangkan untuk daging impor yang berbentuk daging beku, Romi menilai bahwa daging jenis tersebut tidak cocok untuk dijual di pasar 'becek'.

Harga daging masih bertengger di atas Rp 90 ribu per kilogram, bahkan di beberapa tempat, daging ini mencapai Rp 100 ribuan per kilogram. Pemerintah memperkirakan, harga ini bisa stabil kalau ratusan ekor sapi siap potong dan daging impor Bulog bisa masuk ke pasar untuk mengintervensi harga menjelang Lebaran.

Demi menjaga kestabilan harga, pemerintah memerintahkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan operasi pasar. Salah satu komoditas pangan yang akan diawasi adalah daging. Dengan adanya operasi pasar, diharapkan harga daging akan turun. (sj)