Pemerintah Akan Tekan Defisit di Bawah 3 Persen

Chatib Basri
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Defisit neraca pembayaran hingga kuartal kedua 2013 mencapai 4,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Kondisi tersebut dapat menimbulkan persepsi negatif pasar terhadap perekonomian Indonesia.


Menteri Keuangan, M Chatib Basri, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 23 Agustus 2013, mengungkapkan, pemerintah memprediksi defisit tersebut akan turun di bawah 3 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Prediksi tersebut merupakan hasil dari penerapan paket kebijakan jangka pendek yang telah diputuskan pemerintah.


Chatib menjelaskan, paket kebijakan tersebut antara lain, melepas kuota ekspor barang mineral yang saat ini diberlakukan. Upaya itu diharapkan dapat memicu kenaikan kinerja ekspor. (Baca juga: )
Bakrie Amanah Himpun Dana Rp 6,5 Miliar pada Ramadhan 2024 


SKYEGASM Senses Experience: Sensasi Kulineran Padukan Rasa, Aroma, Sentuhan dan Pandangan
"Selama ini, ekspor barang mineral ada restriksi kuota. Nah, sekarang restriksi kuotanya itu dihilangkan, hilirisasi dikembangkan, tapi bea keluarnya tetap dikenakan 20 persen," ujarnya.

Bingung Pilih Skincare Lokal atau Luar? Begini Saran Dokter

Kemudian, dari sisi impor, pemerintah memperbesar porsi biodiesel dalam solar. Langkah ini akan membuat impor solar berkurang dan upaya tersebut akan menekan impor minyak dan gas bumi Indonesia.


Selain itu, konsumsi premium sejak dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah perlahan-lahan menurun. Kondisi tersebut juga dapat menekan defisit neraca pembayaran, karena impor minyak turun.


"Kalau impor minyak turun, solar juga bisa diturunkan, hingga kuartal III dan IV, perkiraan BI, kalau mengenai defisit neraca pembayaran, perkiraannya di bawah 3 persen," tuturnya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya