Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Defisit neraca pembayaran hingga kuartal kedua 2013 mencapai 4,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Kondisi tersebut dapat menimbulkan persepsi negatif pasar terhadap perekonomian Indonesia.
Menteri Keuangan, M Chatib Basri, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 23 Agustus 2013, mengungkapkan, pemerintah memprediksi defisit tersebut akan turun di bawah 3 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Prediksi tersebut merupakan hasil dari penerapan paket kebijakan jangka pendek yang telah diputuskan pemerintah.
Baca Juga :
SKYEGASM Senses Experience: Sensasi Kulineran Padukan Rasa, Aroma, Sentuhan dan Pandangan
Kemudian, dari sisi impor, pemerintah memperbesar porsi biodiesel dalam solar. Langkah ini akan membuat impor solar berkurang dan upaya tersebut akan menekan impor minyak dan gas bumi Indonesia.
Selain itu, konsumsi premium sejak dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah perlahan-lahan menurun. Kondisi tersebut juga dapat menekan defisit neraca pembayaran, karena impor minyak turun.
"Kalau impor minyak turun, solar juga bisa diturunkan, hingga kuartal III dan IV, perkiraan BI, kalau mengenai defisit neraca pembayaran, perkiraannya di bawah 3 persen," tuturnya. (umi)
Halaman Selanjutnya
Selain itu, konsumsi premium sejak dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah perlahan-lahan menurun. Kondisi tersebut juga dapat menekan defisit neraca pembayaran, karena impor minyak turun.