Pemerintah Dukung Bulog Kuasai Kedelai untuk Stabilisasi Harga
Minggu, 15 September 2013 - 09:55 WIB
Sumber :
VIVAnews
– Kementerian Pertanian, Minggu 15 September 2013, mendukung kembalinya fungsi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai stabilitator harga dan penyangga stok pangan. Wacana ini muncul sebagai imbas dari mahalnya harga kedelai akibat melemahnya nilai mata uang Rupiah.
“Saya sangat setuju fungsi Bulog dikembalikan. Menurut saya, pemerintah tidak mungkin melakukan stabilitasi harga secara efektif kalau tidak memiliki instrumen seperti stok,” kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan kepada
VIVAnews
.
Baca Juga :
Teuku Ryan Balas Tudingan Body Shaming Ria Ricis: "Dia Juga Pernah Komentari Penampilan Saya!"
Semasa Orde Baru, ujar Rusman, Bulog selalu menjadi stabilitator harga pangan. Tapi peran Bulog berubah menjadi lembaga penyangga ketersediaan pangan (
buffer stock
) pada tahun 1969. Lalu tahun 1979, BUMN ini diberi tugas pokok untuk mengendalikan harga beras, gabah, gandum, dan bahan pokok lainnya, termasuk kedelai – baik harga produsen maupun harga konsumen.
Namun sejak tahun 1998, Presiden Soeharto mengeluarkan keputusan bahwa Bulog hanya mengendalikan komoditas beras dan harus melepas sisanya kepada mekanisme pasar. Ini adalah permintaan IMF yang bertujuan untuk membuka kapitalisasi di Indonesia.
Sejak saat itu Bulog hanya bisa menguasai beras, sedangkan yang lainnya tidak, termasuk kedelai. Maka saat harga kedelai naik, pemerintah tidak bisa menetralisir harga seperti pada beras, sebab kedelai tidak masuk dalam daftar pangan yang dikuasai Bulog.
Namun kini peran Bulog dalam mengendalikan harga pangan perlahan mulai ditumbuhkan. Beberapa bulan lalu, pemerintah menambah tugas Bulog sebagai stabilitator harga kedelai. Untuk menstabilkan harga, Bulog punya kewajiban impor kedelai. “Menteri Perdagangan mengizinkan Bulog untuk mengimpor kedelai,” kata Rusman.
Apabila Bulog tidak ikut serta dalam bisnis kedelai, maka pihak swastalah yang akan menguasai pedagangan kedelai. Bulog juga diwajibkan menyerap kedelai lokal milik petani. “Kalau peran ini benar-benar jalan dan Bulog mengimpor kedelai pada waktu tepat, pemerintah akan punya instrumen yang kuat untuk menjaga stabilitas harga,” kata Wamen. (eh)
Halaman Selanjutnya
Semasa Orde Baru, ujar Rusman, Bulog selalu menjadi stabilitator harga pangan. Tapi peran Bulog berubah menjadi lembaga penyangga ketersediaan pangan (