Merpati Bangkrut, Pemerintah Turut Andil

Pesawat Merpati
Sumber :
  • airliners.net
VIVAnews -
Pemerintah dinilai turut andil sehingga maskapai Merpati Airlines bangkrut. Pemerintah dinilai lamban dalam menyelamatkan maskapai milik negara itu.


Praktisi penerbangan, Arista Atmadjati, mengatakan bahwa masalah keuangan Merpati sebetulnya sudah terjadi sejak 2001. Seharusnya saat itulah pemerintah mengucurkan dana talangan dengan membayar utang-utang Merpati.


"Merpati ini seperti kena kanker stadium 4. Seharusnya sejak 2001, kalau Merpati kelihatan ada masalah, itu dia stadium 1, harusnya pemerintah urusi segera. Mumpung utangnya kecil. Sekarang udah berdarah-darah begini, jadi berat kan," ujar Arista dalam diskusi bertajuk 'Sayap Patah Merpati di Jakarta, Sabtu 8 Februari 2014.


Dosen Aviation Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu melanjutkan, Pemerintah tidak boleh meninggalkan Merpati begitu saja, meski perusahaan itu terseok-seok. Sebab, saham Merpati 100 persen milik pemerintah.


Senada dengan Arista, Sekjen Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (APPNI) Tengku Burhanudin mengkritisi sejumlah persoalan yang membuat Merpati sulit diselamatkan. Salah satunya, Merpati terlalu sering ganti direktur umum. Selain itu, Pemerintah terlalu ikut campur.


"Pada waktu itu pemerintah ikut campur Merpati, kenapa waktu itu Merpati memakai pesawat-pesawat, tidak
visible
untuk komersil. Timbullah konflik dan dirut diganti. Lalu saat itu Merpati digunakan untuk komersil yang tidak layak, di situlah timbul utang," kata Teuku.


Keadaan itu, kian diperburuk dengan kesalahan pemerintah mengambil kebijakan, yaitu menujuk dirut yang ahli di pemasaran dan operasional. Padahal, yang dibutuhkan Merpati adalah orang yang ahli dalam keuangan.


"Masalah Merpati itu di keuangan. Merpati pada saat itu membutuhkan uang, tetapi pemerintah memberikannya nyicil nyicil, sampai sekarang 20 tahun menjadi total Rp6 triliun, ya kalah dengan waktu," kata dia.


Teuku kemudian membandingkan Merpati dengan Garuda yang saat itu juga tengah mengalami krisis. Bahkan, Garuda saat itu memiliki utang mencapai US$1,2 miliar. Namun, dapat segera diselesaikan dengan baik karena Menteri BUMN saat itu menunjuk orang yang pas dalam bidang keuangan.

2 Tahun Tak Terlihat, Pria di Tangerang Ditemukan Sudah Jadi Tulang Belulang

"Saat itulah mulai membaik, Garuda betul-betul dibikin kecil. Karyawan dikurangi, beberapa penerbangan di tutup," kata dia.
Harga Emas Hari Ini 7 Mei 2024: Produk Antam dan Global Kompak Kinclong


Fadli Zon Respons soal Wacana Pemberian Hak Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora

Sidang sengketa Pemilu 2024 di MK

Kelakar Hakim MK ke KPU: Tetap Semangat, Walaupun MU Kalah 4-0 Lawan Crystal Palace

Hakim MK Arsul Sani menyinggung sengketa yang ditangani mahkamah salah satunya cukup unik karena dari internal kader Demokrat.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024