Sumber :
- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews
- Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), menyebutkan kenaikan harga BBM bersubsidi bisa memberikan ruang fiskal yang begitu besar. Nilainya pun mencapai puluhan triliun rupiah. Pada Kamis 18 September 2014, Jokowi mengatakan bahwa pemerintahan mereka punya ruang fiskal yang sempit dalam APBN.
"Kita tahu ada
double deficit
, yaitu defisit neraca berjalan dan defisit neraca perdagangan. Kalau APBN dibuka, ruang fiskal memang betul-betul sempit. Tidak mungkin mengejar pembangunan infrastruktur," kata dia dalam acara "Launching Road Map Perekonomian 2014-2019" di Four Hotel Season, Jakarta.
Jokowi mengatakan bahwa dalam RAPBN 2015, subsidi BBM yang dianggarkan sebanyak Rp433 triliun. Lalu, ada juga anggaran yang sudah dikunci, misalnya anggaran pendidikan sebesar 20 persen.
"Sehingga ruang fiskal kita sempit," kata dia.
Baca Juga :
LG Electronics Indonesia Resmi Jadi Kawasan Berikat Mandiri, Langkah Baru Menuju Efisiensi Produksi
Nantinya, dengan Rp150 triliun itu, subsidi BBM akan dialihkan ke sektor pertanian dan infrastruktur.
"Untuk pertanian, benih, irigasi. Pupuk untuk petani, mesin kapal untuk nelayan, dan solar untuk nelayan. Kami akan mengalihkan ke sektor infrastruktur," kata dia. (one)
Halaman Selanjutnya
Nantinya, dengan Rp150 triliun itu, subsidi BBM akan dialihkan ke sektor pertanian dan infrastruktur.