Kejar Pertumbuhan Ekonomi, Jokowi Paksakan Peresmian Proyek

Sofyan Djalil.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Kinerja ekonomi Indonesia pada triwulan I-2015, tumbuh 4,7 persen. Untuk mencapai target pertumbuhan yang di sematkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negra Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar 5,7 persen, pemerintah harus bekerja ekstra keras. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, Selasa 5 Mei 2015, mengatakan bahwa perlambatan ekonomi yang terjadi dimaklumi oleh pemerintah. Sebab, hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. 

"Karena harga komoditas terganggu. Selain itu, spending pemerintah yang terlambat," ujarnya di Istana Negara. 

Sofyan mengatakan, proses APBN-P yang baru disepakati menjelang akhir triwulan I, juga berkontribusi pada perlambatan tersebut. Pengeluaran pemerintah awal tahun belum bisa dimaksimalkan. 
Konsumsi Masyarakat Cenderung Melemah Walau Ekonomi Tumbuh

"Mei ini kan pengeluaran pemerintah digalakkan terus, semua program dipercepat. Pak Presiden Joko Widodo terus meresmikan proyek, memaksakan terus penggunaan anggaran," tambahnya. 
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III akan Membaik

Dia mengatakan, telatnya pencairan APBN tersebut juga menyebabkan daya beli masyarakat tersendat. Sehingga, kontribusinya juga tidak maksimal dalam mendorong ekonomi awal tahun. 
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Dinilai Sulit Dicapai

Pada triwulan II, dia mengaku optimistis, ekonomi Indonesia akan terdorong seiring dengan peningkatan belanja pemerintah. Sebab, pada tahun ini selain konsumsi masyarakat, investasi baik pemerintah maupun swasta diandalkan untuk menutupi merosotnya kinerja ekspor yang terhempas anjloknya harga komoditas internasional. 

"Ini yang penting adalah investasi pemerintah harus dikebut, kedua investasi swasta. Semester pertama bisa naik kelima persen, semester selanjutnya bisa sampai enam persen, maka sasaran 5,7 persen bisa tercapai," ungkapnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya