Investasi untuk Kapal Ternak Rp60 Miliar

Bangun Kapal Ternak, Kemenhub Investasi Rp60 Miliar per Kapal
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat
VIVA.co.id - Kementerian Perhubungan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kementerian untuk membangun kapal angkut ternak. Kapal ternak yang bernama Camara Nusantara 1 dapat mengangkut 500 ekor sapi. Investasi untuk pembangunan satu kapal itu mencapai Rp60 miliar.
Sebagian Pelabuhan di Indonesia Akan Diswastanisasi

Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengatakan bahwa anggaran yang digunakan bersumber dari alokasi Kementerian perhubungan. Pada tahun depan, Kementerian akan menambah lima kapal lagi.
Pemerintah Buka Keran Impor Daging dari Banyak Negara

"Yang lain sama, kapasitasnya bisa sampai 500 sapi, satu kapal kira-kira Rp60 miliar," ujar Jonan di lokasi penyambutan kedatangan kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 11 Desember 2015.
Terminal 3 Beres, Terminal 1 dan 2 Soeta Segera Direnovasi

Ia menjelaskan bahwa Kementerian akan menambah kapal itu sebanyak lima kapal pada tahun 2016. Pembuatan kapal tidak memakan waktu lama, sehingga pada tahun 2016 semua kapal dapat beroperasi.

"Diproduksi lagi, buat tahun depan lagi pesan lagi lima (kapal). Nah, kalau bisa ditambah lagi nanti dua,  jadi bisa tambah tujuh kapal," kata Jonan.

Di tempat yang sama, Staf Khusus Menteri Perhubungam, Hadi M Djuraid, menambahkan bahwa kapal itu adalah produksi Indonesia, tepatnya di Bangkalan, Madura.

"Pembangun galangan kapal, produksi di Bangkalan, lalu dibawa ke NTT (Nusa Tenggara Timur) baru dibawa ke sini. Yang bangun PT Adiluhung," katanya.

Ia mengatakan bahwa dengan adanya kapal itu otomatis berat badan sapi tidak turun. Sapi tidak akan mengalami stres dalam perjalanan, karena dengan tingkat keleluasaan kapal dan lantai yang dirancang tidak terlalu keras.

“Kalau yang ini, Kemenhub sendiri yang mengoperasikan, tapi nanti akan dioperasikan Pelni. Dengan kapal ini, bobot sapi tidak akan turun karena tingkat keleluasaannya bagus, dan lantainya tidak terlalu keras. Dulu desak-desakan dengan barang," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya