Cerita Menteri Darmin Sulitnya Kendalikan Harga Pangan RI

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution teringat saat krisis moneter menghantam negeri ini pada rentang 1998-1999.

Dia lantas menceritakan kondisi pada era tersebut. Ketika itu, perkembangan Indeks Harga Konsumen dan  Inflasi Indonesia sempat menembus angka tertinggi. Negara-negara tetangga seperti Filipina yang memiliki sejarah inflasi tinggi pun tak jauh berbeda dengan kondisi IHK nasional pada masa itu.

Namun seiring berjalannya waktu, inflasi di Filipina berhasil ditekan rendah dengan melakukan berbagai kebijakan pangan strategis. Sementara Indonesia pada masa itu, yang memiliki kebijakan pangan tidak jauh berbeda dengan Filipina, justru pergerakan inflasinya masih tinggi.

“Saya perhatikan Filipina, inflasi dia di bawah kita secara konsisten sejak awal 2003 bisa sampai empat persen. Kita saat itu masih tinggi,” kata Darmin, di Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.

Krisis moneter itu bukan satu-satunya pelajaran. Ketika masih menjabat sebagai gubernur Bank Indonesia periode 2010-2013, Darmin mengaku pernah dilema sebelum menaikkan tingkat suku bunga acuan bank sentral pada saat itu. Sebab, keputusan tersebut dipengaruhi tidak terkendalinya harga pangan.

“Waktu itu ada tekanan yang kuat supaya BI Rate dinaikan. Waktu itu harga cabai naik banyak karena musim hujan sepanjang tahun. Ini urusan cabai, market tidak mau dengar. Lalu saya ingat, saya mengalah karena saya naikkan BI Rate. Pasar tenang,” ujarnya.

Dengan adanya Pusat Informasi Harga Pangan Strategis yang diperkenalkan bank sentral, Darmin berharap, harga pangan yang selama ini dikhawatirkan bisa memengaruhi laju inflasi bisa terpantau. 

Apalagi, pengembangan PIHPS akan kembali dilanjutkan tahun depan. “Ini bagian dari kegemasan pangan sebagai sumber utama inflasi. Adanya PHPS buat pemerintah sangat penting sekali,” ujarnya.

Jelang Idul Adha Mendag Pede Harga Pangan Tetap Stabil
Pembeli dan penjual daging sapi di Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.

Usai Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Daging Sapi Merangkak Naik

Harga jual daging sapi jelas Ramadan tercatat berada di atas Rp120 ribu per kilogramnya atau mencapai Rp140 ribu per kilogram.

img_title
VIVA.co.id
22 Februari 2022