Klub Terima Surat Penyetopan Liga 1, Kekhawatiran Baru Muncul

Ilustrasi Selebrasi para pemain Bhayangkara FC.
Sumber :
  • Instagram/Bhayangara FC

VIVA – Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi, memutuskan untuk menyetop sementara Liga 1 2018. Dia ingin pengusutan kasus kematian suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, dituntaskan.

Hasil Liga 1: Bhayangkara FC Pesta Gol, Duel Dewa United vs Madura United Dihentikan

Keputusan PSSI tersebut diamini oleh operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB). Mereka telah berkirim surat kepada klub untuk memastikan jika Liga 1 2018 dihentikan sementara terhitung sejak 26 September 2018.

"Menindaklanjuti surat PSSI nomor: 4188/UDN/1909/IX-2018 perihal Penghentian Sementara Liga 1 2018 tertanggal 25 September 2018 bersama ini PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyampaikan penghentian sementara seluruh kegiatan kompetisi Liga 1 2018 terhitung sejak tanggal 26 September 2018 hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian," demikian pernyataan resmi PT LIB.

Terpopuler: Sindiran Suporter Bali United, Media Asing Puji Indonesia

Keputusan PSSI dan PT LIB tersebut mengundang kekhawatiran baru bagi klub. Manajer Bhayangkara FC, Sumardji, menilai penghentian sementara kompetisi tanpa adanya tenggat waktu justru membuat klub terbebani.

"Saya tentu mengapresiasi dan setuju apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini pemberhentian Liga 1. Tapi, pemberhentian itu harus tegas, jelas, dan pasti," ujar Sumardji.

'PS TNI' dan 'PS Polri' Degradasi dari Liga 1

"Jujur kalau pemberhentian dalam waktu yang tidak ditentukan saya tidak setuju. Kami ini yang di klub tanggungan bebannya berat banget. Jangan seenaknya ngomong tidak ditentukan, itu ngarang namanya. Tidak boleh seperti itu," imbuhnya.

Bagi Sumardji, yang masuk akal dari keputusan pemberhentian ini adalah rekomendasi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Paling tidak waktunya dua pekan.

"Kami ada konsekuensi sama sponsor dan pemain. Bagaimana tanggung jawab kami? Bisa masalah itu. Saya tidak sepakat pokoknya. Kalau satu sampai dua pekan, saya sangat setuju," tutur Sumardji. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya