Tim Promosi Butuh Rp30 Miliar untuk Arungi Liga 1 2020

Pemain Persiraja Banda Aceh.
Sumber :
  • VIVAnews/Dani Randi (28-11-19)

VIVA – Persiraja Banda Aceh sudah melakukan persiapan jelang Liga 1 2020. Manajemen melakukan langkah-langkah awal dengan mendatangkan sejumlah pemain baru, termasuk penggaw asing.

PSSI Ditagih Pemain Timnas Indonesia Bikin Kompetisi Khusus Putri

Sebagai tim promosi, tentu saja Persiraja harus banyak berbenah. Mereka butuh tim yang memiliki kualitas bagus agar bisa bersaing dengan tim-tim lain yang jauh lebih mapan.

Sekretaris Umum Persiraja, Rahmat Djailani mengatakan, saat ini mereka sudah punya 24 pemain. Sebanyak 60 persennya berasal dari skuat di Liga 2 musim lalu.

VAR Bakal Bikin Kualitas Liga 1 Meningkat Musim Depan

Rahmat beralasan, dengan mempertahankan skuat lama, mereka bisa menjaga kekompakan. Sebuah keputusan yang diambil setelah berkaca dengan keberhasilan PSS Sleman bertahan di Liga 1.

Gelandang Persiraja Banda Aceh, Bruno Dybal.

Persib Tidak Boleh Lengah

Sedangkan dua tim promosi lainnya di musim lalu, Kalteng Putra dan Semen Padang harus menerima kenyataan kembali degradasi. Menurut analisa Persiraja, kedua tim itu terlalu banyak membongkar skuat.

"Salah satu poin penting dari Kalteng Putra dan Semen Padang, karena terlalu besar membongkar pemain yang ada," ujar Rahmat saat dihubungi Vivanews, Kamis 23 Januari 2020.

"Secara teknik dan kualitas (pemainnya) memang belum standar liga 1, tapi kan mereka punya kebanggaan sudah bawa Persiraja promosi. Semoga kekompakan dan kekeluagaan bisa dipertahankan dan diikuti oleh pemain baru," imbuhnya.

Rahmat menambahkan, untuk mengarungi Liga 1 2020, pihaknya memproyeksikan dana sekira Rp30 miliar dalam semusim. Kenaikan yang signifikan jika dibandingkan pengeluaran mereka di Liga 2 2019.

"Kenaikannya hampir lima kali lipat. Liga 1 ini kita proyeksikan sekira Rp25 sampai Rp30 miliar," tutur Rahmat.

Uang sebanyak itu, menurut Rahmat menjadi masuk akal bagi Persiraja. Karena mereka butuh banyak pengeluaran dalam urusan transportasi. Mengingat wilayah mereka ada di ujung barat Indonesia.

"Alasan paling mendasar kita di ujung barat. Kita paling banyak akomodasi. Semua lawan kita hadapi dengan naik pesawat. Kita terlalu bengkak di biaya transportasi," katanya.

Sedangkan untuk gaji pemain, menurut Rahmat pihaknya tidak terlalu berbeda dengan tim lain di Liga 1. Karena memang rata-rata gaji pemain tidak terlalu beda jauh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya