3 Senjata Mematikan yang Bisa Dipakai Timnas Indonesia Vs Taiwan

Pemain keturunan Indonesia, Ragnar Oratmangoen
Sumber :
  • Instagram @0ratmangoen

VIVA – Konfederasi sepakbola Asia (AFC) telah menggelar undian babak playoff Kualifikasi Piala Asia 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis 24 Juni 2021.

Marselino Ferdinan Dihujam Cibiran, Coach Justin Beri Pesan Penting

Hasilnya, Timnas Indonesia akan melawan Taiwan. Duel bakal berlangsung dua leg. Pertemuan pertama digelar 7 September 2021, dan Indonesia berstatus tuan rumah. Leg kedua direncanakan pada 12 Oktober 2021.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong hanya memilki waktu kurang lebih tiga bulan untuk menyiapkan timnya.

Performa Indonesia di Piala Asia U-23 Pertanda Masa Depan Cerah

Dalam laga ini, tentu juru taktik asal Korea Selatan tersebut harus memikirkan matang-matang kekuatan skuadnya.

Merujuk pada event sebelumnya, di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Shin Tae-yong memilih mayoritas pemain-pemain muda. Alasannya, karena kondisi Liga Indonesia yang tak bergulir selama satu tahun lebih.

Mengenal Kehebatan Timnas Guinea U-23, Lawan Timnas Indonesia di Play-off Olimpiade

Pemain-pemain muda dinilai memiliki kondisi fisik yang lebih bagus dibandingkan dengan pemain yang sudah senior.

Memang, sebelum gelaran itu, pemain-pemain U-19 dan U-23 sudah digembleng lebih dahulu pada sejumlah pemusatan latihan.

Secara jangka panjang, keputusan Shin Tae-yong memang tepat, karena memberikan jam terbang di level internasional kepada pemain-pemain muda.

Namun, hasilnya sudah sama-sama dilihat. Timnas Indonesia tak mampu berbuat apa-apa. Setelah berhasil mengimbangi Thailand 2-2 pada 2 Juni 2021, Indonesia dibantai dua kali beruntun.

Pertama, Indonesia tak berdaya menghadapi raksasa baru Asia Tenggara, Vietnam dengan kalah 0-4. Di laga terakhir, Indonesia diberondong lima gol tanpa balas oleh Uni Emirat Arab.

Oleh karenanya, Shin Tae-yong mungkin bisa menggunakan opsi lain. Toh, Indonesia tak kekurangan pemain-pemain kategori senior yang baik.

Pun, ada pemain-pemain berdarah Indonesia bukan kaleng-kaleng yang pernah mencicipi kompetisi berkualitas di Eropa.

Berikut VIVA sajikan 3 Senjata Mematikan yang Bisa Dipakai Timnas Indonesia Vs Taiwan:

1. Sandy Walsh

Sudah bukan rahasia lagi, Sandy Walsh menginginkan memperkuat Timnas Indonesia. Empat tahun lamanya ia memberi kode dan berharap-harap segera dipanggil oleh PSSI.

Photo :
  • instagram/@sandywalsh

Bahkan, pemain darah campuran Indonesia-Belanda itu sudah pernah datang ke Jakarta, beberapa waktu lalu. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan soal masa depannya.

Sandy Walsh yang saat ini memperkuat KV Mechelen, klub kasta pertama Liga Belgia itu sempat menyebut dirinya diminati Shin Tae-yong.

Namun, isu itu langsung dibantah PSSI. Sekretaris jendral PSSI, Yunus Nusi mengatakan itu kabar bohong, dan Shin Tae-yong sama sekali tak pernah mengatakan ingin Sandy Walsh gabung Timnas Indonesia.

"Pernyataan yang bilang Sandy Walsh diminta Shin Tae Yong gabung Timnas Indonesia itu enggak ada, itu hoax. Shin Tae Yong tidak pernah mengatakan demikian kepada Indra Sjafri dan federasi," kata Yunus Nusi, beberapa waktu lalu.

Melansir Transfermrkt, Sandy Walsh menjadi pemain langganan di Timnas Belanda kategori umur. Dia tercatat pernah membela Timnas Belanda U-15, U-16, U-17, U-18, U-19, dan U-20.

Bersama KV Mechelen musim ini, pemain berposisi bek kanan itu telah mencatatkan 31 penampilan dengan sumbangan tiga gol dan empat assist.

2. Kevin Diks 

Sama seperti Sandy Walsh, Kevin Diks memiliki harapan bisa menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), Pada tahun lalu, PSSI dan Kevin Diks sempat berkomunikasi perihal naturalisasi.

Namun, PSSI menyebut Kevin Diks tak bisa dinaturalisasi karena adanya aturan atau statuta FIFA. 

"PSSI sudah kontak agen saya 2-3 bulan lalu. Mereka mengatakan akan kembali mengontak ke agen saya, tapi sampai saat ini belum dikontak lagi," kata Kevin Diks dalam diskusi virtual, beberapa waktu lalu,

Diks memulai kariernya di tim junior Vitesse, salah satu kontestan Liga Belanda usia muda. Dia bermain selama lima musim lewat level jenjang usia. Dia mulai bermain reguler pada musim 2013/14 dengan 9 penampilan. 

Musim berikutnya, pemain yang berposisi sebagai bek kanan ini tampil sebanyak 22 kali. Mencetak 2 gol dan 4 assist. 

Dia juga mendapat kesempatan bermain di Kualifikasi Liga Europa. Meski hanya melakoni babak kualifikasi, Kevin reguler bermain di empat kali kesempatan.

Karier Kevin mulai meningkat pada musim 2015/2016. dia mencatatkan 30 penampilan dengan mengemas 2 gol dan 4 assist bersama Vitesse.

Setelah itu, Kevin direkrut kontestan Serie A yakni Fiorentina. Pada 2016, Kevin resmi mencicipi kerasnya kompetisi Italia. Namun, dia kesulitan berkembang dan hanya mencatatkan dua penampilan.

Fiorentina kemudian memulangkannya ke Belanda semusim setelahnya. Bukan ke Vitesse melainkan ke Feyenoord.  Bersama Feyenoord, Kevin mendapat kesempatan 23 kali merumput.

Setelah itu, Kevin kembali dipnjamkan ke Empoli. Dan pada musim 2018/19, dia kembali dipinjamkan ke Liga Denmark untuk bergabung bersama Aarhus GF yang menjadi tim promosi saat itu, hingga saat ini.

3. Ragnar Oratmangoen 

Ragnar Oratmangoen memiliki darah campuran Indonesia-Belanda. Saat ini, ia bermain buat Go Ahead Eagles, klub yang tampil di kasta kedua Liga Belanda.

Ragnar Oratmangoen berposisi sebagai penyerang. Dia mengawali kariernya di akademi NEC Nijmegen. Kemudian, Ragnar naik level mulai dari tim level U-17, U-19, U-21, hingga menembus skuat senior.

Pada 2018, Ragnar dilepas secara gratis oleh NEC Nijmegen dan bergabung ke SC Cambuur. Kemudian, dia hengkang ke Go Ahead Eagles awal musim 2020/2021.

Dia tampil reguler dan mencatatkan 23 penampilan di semua ajang. Pemain berusia 26 tahun tersebut mencetak delapan gol dan dua assist.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya