Kemenpora Pertanyakan Keabsahan Surat Sanksi FIFA

Menpora, Imam Nahrawi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA.co.id
Soal Jadi Pembalap Cadangan Manor, Kemenpora: Terserah Rio
- Kemenpora akhirnya angkat bicara soal sanksi FIFA terhadap sepakbola Indonesia. Anehnya, Kemenpora justru mempertanyakan keabsahan surat sanksi yang dikirimkan FIFA kepada PSSI.

Kisah Pahit Rio Haryanto di F1
Seperti dilansir situs resmi Kemenpora, mereka mengaku menemukan kejanggalan dalam substansi surat yang dikirimkan FIFA kepada PSSI. Kejanggalan tersebut berasal dari aspek gramatikal.

Kemenpora Kecewa Manor Putus Kontrak Rio Haryanto
Kesalahan seperti ini membuat Kemenpora bertanya-tanya tentang kredibilitas FIFA. Mereka meragukan tentang keaslian surat tersebut.

"Kami menemukan ada kejanggalan di beberapa bagian surat dari aspek gramatikal. Ini menyangkut kredibilitas FIFA itu sendiri dalam mengambil keputusan yang sangat krusial terhadap nasib keberadaan salah satu anggota federasinya," begitu pernyataan resmi Kemenpora di situs resminya, Minggu 31 Mei 2015.

FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia per Sabtu 30 Mei 2015. Sanksi yang diberikan otoritas tertinggi sepakbola dunia tersebut tak punya jangka waktu pasti.

Indonesia hanya diminta untuk menyelesaikan urusan sepakbola dalam negerinya. Dalam suratnya, FIFA juga sudah memberikan cara agar sanksi tersebut bisa dicabut.

Kemenpora mengaku ikut bertanggung jawab atas sanksi yang diberikan FIFA terhadap Indonesia. Mereka menuturkan akan mengambil langkah strategis terkait persoalan ini.

"Dijatuhkannya sanksi oleh FIFA terhadap PSSI sama sekali tidak kita hendaki bersama. Namun demikian, pemerintah merasa bertanggung-jawab terhadap masalah dijatuhkannya sanksi oleh FIFA kepada PSSI. Pemerintah tidak abai untuk harus segera melakukan sejumlah langkah strategis sebagai konsekuensi dari sanksi tersebut," lanjut pernyataan Kemenpora.
 
"Kemenpora akan bersinergi dengan berbagai lembaga terkait untuk segera menyempurnakan Blue Print pembenahan sepakbola nasional dalam waktu secepatnya, sehingga dapat diperoleh grand strategy yang lebih komprehensif, transparan, objektif, dan dengan target total prestasi yang signifikan dalam penataan ulang sistem pengelolaan persepakbolaan nasional Indonesia," tulis pernyataan itu.

Dampak dari jatuhnya sanksi FIFA terhadap Indonesia sangat luas. Timnas Indonesia di semua level dipastikan tak bisa melakoni pertandingan internasional, selama sanksi belum dicabut.

Satu-satunya yang bisa berlaga di ajang internasional adalah timnas Indonesia U-23. Itu juga hanya di event SEA Games 2015. Jika sanksi belum dicabut hingga SEA Games usai, timnas benar-benar libur dari ajang internasional.

Kemudian, di level klub juga mengalami hal yang sama. Persipura Jayapura hampir dipastikan terhenti langkahnya di babak 16 besar AFC Cup akibat sanksi ini.

Dengan situasi ini, otomatis kegiatan para pemain pun terhenti. Sebab, hingga sekarang roda kompetisi tak kunjung juga digulirkan.

Selain timnas dan klub, para pelatih juga menjadi korban. Mereka dipastikan tak bisa mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan FIFA dan AFC selama sanksi belum dicabut.

"Memang Statuta FIFA harus kita hormati, tetapi pengalaman pahit ini memberi pelajaran pada kita semua, bahwa loyalitas pada FIFA harus dilakukan secara proporsional. Tidak ada sesungguhnya niat pemerintah untuk melakukan intervensi sedikit pun, karena serangkaian kebijakan yang dilakukan Kemenpora akhir-akhir ini semata-mata sebagai terobosan agar ada terapi efektif untuk meningkatkan kualitas persepakbolaan nasional Indonesia," begitu bunyi pernyataan penutup Kemenpora.

Baca pernyataan resmi Kemenpora di sini.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya