- REUTERS/Phil Noble
VIVA.co.id - Pendapatan hak siar Premier League untuk periode 2016 hingga 2019 meningkat sangat drastis. Di periode itu, Premier League mampu meraup untung hingga 5,14 miliar poundsterling atau setara Rp100 triliun.
Angka ini naik 71 persen ketimbang pendapatan Premier League dari hak siar di periode sebelumnya. Dan Sky Sports menjadi penguasa hak siar Premier League di periode tersebut.
Sky Sports memegang 5 dari 7 paket yang dilelang. Mereka harus mengeluarkan 4,2 miliar poundsterling atau senilai Rp82 triliun demi mendapatkan hak siar Premier League.
Sementara itu, sisanya dipegang oleh BT Sports. Mereka mengeluarkan uang sebesar 960 juta pounds atau setara dengan Rp18 triliun.
Kenaikan keuntungan ini tentunya berdampak positif bagi klub-klub peserta Premier League. Jatah hak komersial mereka akan meningkat secara drastis.
Tak mau melewatkan kesempatan, sebagian uang itu akan diinvestasikan untuk dana perbaikan beberapa stadion. Pihak penyelenggara juga sudah menganggarkan dana sebesar Rp56 juta pounds demi membangun 50 lapangan latihan baru di Inggris.
Kesepakatan ini juga bisa mengancam pamor La Liga di jagat sepakbola Eropa. Presiden La Liga, Javier Tebas, menyatakan dengan kenaikan pendapatan hak siar, klub-klub Premier League akan semakin kaya dan membuat mereka semakin mudah mendapatkan pemain bintang.
"Kami memiliki masalah serius, dan kami tak akan menjadi liga terbaik lagi. Kami akan kehilangan banyak nilai di pasar karena Premier League akan mengambil seluruh persaingan dan kontrak televisi global," kata Tebas kepada BBC Sport. (art)
Baca juga:
Premier League Mengancam Pamor La Liga
Van Gaal Belum Temukan 'Racikan' yang Pas untuk MU
Miris, Klub Legendaris Serie A Tunggak Gaji Pemainnya
Rekor Buruk Mourinho di MU
Dari dua manajer sebelumnya, Mourinho memiliki rekor terburuk.
