Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
- Arsene Wenger mengungkapkan kalau dia sampai harus mengubah gayanya di pinggir lapangan. Zamannya di AS Monaco lebih gila jika dibandingkan dengan saat ini bersama Arsenal.
Pria 65 tahun itu mengaku kalau dia sulit mengendalikan emosi saat pertama kali menjadi pelatih. Apalagi ketika memimpin Monaco pada 1987 hingga 1994 setelah tiga tahun membesut Nancy.
Dari Prancis, Wenger sempat hijrah ke Jepang untuk membesut Nagoya Grampus Eight sebelum akhirnya dipercaya Arsenal untuk membesut klub London Utara tersebut.
"Saya benar-benar sebuah bom besar, saya benar-benar gila," cerita Wenger pada situs resmi Arsenal soal perilakunya di Monaco.
Wenger mengatakan kalau dia mulai lebih baik dalam menyampaikan idenya dan mengantisipasi masalah lebih baik dari sebelumnya.
"Jadi, Anda tidak lagi terlalu terkejut seperti saat masih muda. Anda mulai bisa mencari cara antisipasi hal seperti itu. Di klub seperti Arsenal, Anda tidak boleh bersikap seperti saat awal karier saya," tutur Wenger.
"Saya telah belajar mendominasi iblis di dalam diri saya. Saya tidak yakin sedikit lebih halus dari sikap asli saya, tapi yang jelas saya berubah soal cara mengungkapkan perasaan dan keyakinan saya," lanjut pria Prancis tersebut.
Sosok Wenger di pinggir lapangan sebenarnya tidak berbeda jauh nakalnya. Sering sekali botol plastik jadi korban kemarahannya, begitu juga para wasit.
Baca Juga :
Pogba Sempurnakan Tim Impian Mourinho di MU
Wenger Isyaratkan Tak Ada Bek Baru di Laga Pertama Arsenal
Dia mengatakan Arsenal harus mencari solusi internal untuk bek tengah.
VIVA.co.id
11 Agustus 2016
Baca Juga :