Anak Madrasah Borong Lagi Medali Robotik di Korsel

Tim Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Sumber :
  • Facebook/Yon Sugiono

VIVA.co.id Siswa madrasah Indonesia kembali membawa nama harum Indonesia di dunia internasional. Mereka menyita perhatian dalam ajang International Youth Robot Competition (IYRC) 2016 di Daejon, Korea Selatan 12-14 Agustus 2016.  

Kemenag Paparkan Keberhasilan Program REP MEQR Buat Kualitas Pendidikan Madrasah

Dalam perhelatan kompetisi robotik internasional itu tim Indonesia meraih medali emas dalam Coding Mission A, medali perak Coding Mission B, dan medali perak dalam Creatif Design.

Peraih medali emas yaitu siswi Madrasah Ibtidaiyah (setingkat sekolah dasar) Pembangunan UIN Jakarta, Syahrozad Zalfa Nadia. Bocah usia 10 tahun yang akrab disapa Ocha itu baru saja memborong medali dalam kompetisi robot tingkat internasional.

Nadia Siswi Kristen 9 Tahun di Madrasah Islam Kini Dapat Bantuan

Siswi kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta itu mengumpulkan empat medali yaitu medali emas dalam kategori Coding Mission, Excelent Award kategori Steem Mission, Excelent Award kategori Creatif Design dan medali perunggu kategori Creatif Design.

Ocha tak sendirian. Siswa lainnya, Azka Hafidz dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pembangunan UIN Jakarta juga meraih medali perak Coding MIssion B.

Cerita Nadia Siswi Kristen di Kota Bogor Sekolah 9 Tahun di Madrasah

Kemudian secara berkelompok membawa nama Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, Ocha bersama Azka dan Andi Faiz Naufal meraih medali perak kategori Creatif Design, dalam tim Mesin Cap Batik Otomatis.

Penanggungjawab Klub Robotik Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, Himatul Laily Waisnaini mengatakan, bersyukur tim Indonesia meraih medali. Khusus untuk Ocha, Laily mengaku kaget, sebab bocah tersebut bisa menyelesaikan misi dengan catatan waktu yang bagus.

"Alhamdulilllah Ocha bisa menyelesaikan track coding mission dalam waktu yang sangat singkat, 10 detik," ujar Laily dalam keterangannnya ke VIVA.co.id, Senin 15 Agustus 2016.

Laily memberi acungan jempol untuk kemenangan tim Mesin Cap Batik Otomatis, yang padu dalam menyelesaikan tantangannya.

"Kerja tim kreatif sangat kompak, memadukan unsur nilai budaya bangsa dan teknologi robot," ujar dia.

Atas bukti prestasi siswa madrasah dalam kompetisi robotik itu, Laily menegaskan kepada masyarakat Indonesia, agar tak ragu saat ingin menyekolahkan anak ke madrasah. Malah menurut dia, madrasah mampu berprestasi dan punya nilai tambah dibanding sekolah umum.

"Selain belajar pelajaran umum dan agama, di madrasah anak-anak saya juga belajar sains dan teknologi," ujar Laily yang juga orangtua Ocha.

Prestasi siswa madrasah tersebut bukan kali ini. Khusus untuk Ocha, sepanjang tahun ini sudah menyabet prestasi dalam tiga kompetisi robotik internasional, termasuk di Korea Selatan.

Sebelumnya pada Juli 2016, Ocha bersama adiknya Roghid Putra Sidik (Ave), berhasil meraih empat penghargaan berupa dua medali dan dua penghargaan khusus dalam Al-Amin Robotic Challenge, Asian Robotic Championship (ARC) 2016 di Malaysia.

Keduanya meraih medali emas untuk kategori Super Maze Solving, lalu medali perunggu untuk kategori Robot Kreatif. Sedangkan dua penghargaan khusus diraih untuk kategori Brick Speed dan Robot Rero.

Sebelumnya, dua kakak beradik ini juga berhasil meraih prestasi dalam Asian Youth Robotic Olympiad (AYRO) 2016 pada Maret lalu di Singapura. Mereka meraih medali emas kategori Brick Speed, medali emas kategori Soccer Robotic, medali perak kategori Maze Solving Junior, dan medali perunggu kategori Aerial Robotic Junior.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya