Derasnya Aliran Dana ke Gojek dan Grab, Siapa Menyusul?

Pengemudi Gojek dan Grab di Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • Bayu Nugraha/VIVA.co.id

VIVA – Dua perusahaan penyedia layanan transportasi online, Gojek dan Grab, seperti berlomba meraih kucuran dana besar dari sejumlah perusahaan kakap global.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Keduanya berambisi menguasai pangsa pasar, terutama di Asia Tenggara, dan meningkatkan daya saing dengan perusahaan sejenis lainnya, Uber Technologies Inc. 

Bahkan, bukan tidak mungkin, baik Gojek maupun Grab, akan masuk ke negara-negara di mana keduanya membuka bisnisnya. Negara-negara yang dimaksud adalah Bangalore di India, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Viral Curhat Penumpang Dipaksa Transfer Uang Rp100 Juta oleh Driver Taksi Online

Berdasarkan data yang diolah VIVA, Kamis, 8 Februari 2018, berikut nama-nama perusahaan dan nilai investasi yang digelontorkan kepada Gojek maupun Grab.

Gojek

Rencana Merger dengan Gojek dan Grab Bakal Terealisasi? GOTO Buka Suara

Pada 4 Agustus 2016 mendapat suntikan sebesar US$550 juta atau setara dengan Rp7 triliun dari KKR & Co., Warburg Pincus LLC., Farallon Capital, dan Capital Group Private Market. Kesepakatan penyuntikan dana itu telah terjadi pada 2 Agustus 2016.

Dengan begitu, nilai perusahaan atau valuasi Gojek meningkat menjadi US$1,3 miliar atau Rp17 triliun. Sebelumnya, Gojek juga sudah mendapatkan suntikan dana dari sejumlah investor seperti Sequoia Capital, DST Global dan NSI Ventures.

Kesepakatan ini disebut telah membuat Gojek masuk ke dalam kategori Unicorn Startup. Pada 17 Agustus 2017, e-commerce raksasa China, JD.com, menyuntikkan dana segar ke Gojek sebesar Rp1,32 triliun atau US$100 juta.

Tak berhenti sampai di situ. Sebelumnya, induk perusahaan JD.com, Tencent Holding Ltd., sudah memberikan kucuran dana US$150 juta atau Rp2 triliun pada Juli 2017.

Memasuki 2018, tepatnya 18 Januari, lagi-lagi perusahaan milik Nadiem Makarim itu menerima US$$1,2 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun dari tiga raksasa global, yakni Google, Temasek, Meituan Diaping.

Masuknya Google melalui induk usaha Alphabet sebagai investor diyakini membuat Gojek bisa berbisnis di luar wilayah Indonesia. Menurut kabar, Google menginvestasikan sekitar US$100 juta (Rp1,3 triliun) dari total Rp16,2 triliun.

Grab

Perusahaan asal Malaysia ini yang sudah beroperasi di hampir semua negara Asia Tenggara, dan juga beberapa kali dikabarkan menerima investasi dari perusahaan internasional.

Grab dikabarkan menerima investasi dari perusahaan otomotif asal Korea Selatan Hyundai yang kesepakatannya diumumkan pada 11 Januari 2018.

Persetujuan tersebut bagian dari pendanaan US$2,5 miliar atau sekitar Rp33,2 triliun, yang dipimpin Didi Chuxing dan SoftBank sejak pertengahan tahun lalu.

Direktur Stretegi dan Inovasi Hyundai, Young Cho Chi mengatakan, kemitraan strategis dengan Grab akan membantu Hyundai mengeksplorasi peluang baru di industri mobilitas.

Salah satu kerja samanya adalah Grab akan menggunakan mobil ramah lingkungan keluaran Hyundai, IONIQ Electric.

Toyota juga ikut menyuntik Grab lewat Toyota Tsusho Corp., namun tidak diketahui berapa jumlah uang yang dibenamkan Toyota di Grab pada Agustus 2017.

Namun, pada Juli tahun yang sama, dari US$2,5 miliar pendanaan, sebanyak US$2 miliar atau setara Rp27 triliun berasal dari kantong Didi Chuxing dan SoftBank. Sisanya, dari pemodal lain, yaitu Toyota dan Hyundai.

Akankah ke depannya adalagi perusahaan besar yang bersedia 'bakar duit' ke Gojek maupun Grab? Menarik ditunggu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya