Strategi Teleshop Perkenalkan Pembayaran Digital ke Pelosok

Teleshop.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Menyebarkan teknologi di Indonesia memiliki tantangan tersendiri, termasuk ke daerah pelosok. Salah satu kesulitannya adalah memberikan pengertian tentang teknologi yang bersifat teknikal kepada orang-orang yang tidak mengerti sama sekali.

Digitalisasi Jadi 'Resep Manjur' RI Menuju Negara Maju

General Manager Sales Marketing Teleshop, Thomas A.B Semedi, mengatakan bahwa saat memasarkan layanan teknologi yang menjangkau semua masyarakat di seluruh daerah Indonesia harus melihat budaya, bahasa, hingga letak geografis daerah yang akan dituju.

Selain itu juga membuat bagaimana caranya produknya bisa sampai ke masyarakat tanpa harus mengubah banyak kebiasaan mereka.

Strategi BI Buka Akses Keuangan Bagi 91 Juta Masyarakat Unbankable

Hal itulah yang juga dilakukannya saat memperkenalkan produk teknologi barunya bernama Teleshop. Thomas mengatakan bahwa ada dua cara untuk menyebarkan teknologi, yakni secara door to door dan mengumpulkan semua warga dalam satu tempat.

Dipilih salah satunya tergantung letak geografis daerah yang akan dituju. "Tinggal bagaimana kondisi di situ. Kalau di Papua tidak mungkin dikumpulin jadi satu. Tapi kemarin di Jakarta Timur, kita kumpulin di Kecamatan Duren Sawit. Minggu depan di Bekasi," ungkapnya di Jakarta, Senin, 12 Maret 2018.

Integrasi Sistem Pembayaran Lintas Batas Jadi Kebutuhan Era Pandemi

Komunikasi antara Teleshop, yang diwakili oleh bussines consultant, dengan para calon mitra juga harus diperhatikan. Menurutnya, memberikan pengertian bahwa teknologi yang dibawa Teleshop dengan menggunakan paduan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Selain itu, kata Thomas, mereka juga menggunakan media video dan juga buku manual untuk penggunaan produknya. Jika video menggunakan Bahasa Indonesia, di beberapa daerah buku manual yang berisi tata cara deposit dan profil bisnis Teleshop menggunakan bahasa daerah agar bisa dipahami masyarakat sekitar.

Teleshop merupakan layanan untuk pembayaran secara digital, baik untuk membeli pulsa, token listrik, membayar BPJS, serta PDAM. Alat ini akan diisi sejumlah uang deposit para pedagangnya. Semacam pulsa untuk membayar layanan-layanan tersebut.

Namun, kata Thomas, yang menjadi permasalahan adalah pengisian deposit sebenarnya bisa menggunakan transfer. Tapi pihak Teleshop sadar bahwa unbankable person masih banyak.

"Bussines consultant kami yang datang kemudian yang mengambil uang dari masyarakat. Memang terkesan sedikit seperti tradisional. Tetapi kalau unbankable person, ya sudah. Selama uang digital kita belum siap maka itu yang dilakukan," ujar Thomas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya