Ternyata Data Pengguna Facebook Masih Dipegang Pembocor

Logo firma jasa analisis data Cambridge Analityca.
Sumber :
  • REUTERS/Henry Nicholls

VIVA – Ternyata Cambridge Analytica belum sepenuhnya menghapus data pengguna Facebook yang mereka panen. Investigasi menunjukkan masih ada beberapa informasi pribadi pengguna yang dipegang oleh perusahaan tersebut. Firma analisis data asal Inggris itu belakangan terseret membocorkan data 50 juta pengguna Facebook.

Menerapkan Perlindungan Data Pribadi Bukan Tugas yang Mudah

Investigasi stasiun televisi Channel 4 menemukan ada 136 ribuan data pengguna yang masih berada di tangan salah satu sumber Cambridge Analytica. 

Data yang tercecer ini meliputi data pengguna warga Colorado yang pada awalnya digunakan Cambridge Analytica sebagai target pemilih saat Pemilu Amerika Serikat 2016. Hal yang sama juga terjadi di daerah Oregon, beberapa data pengguna masih berada dipegang perusahaan tersebut.

Kolaborasi Menciptakan Inovasi Menyesuaikan UU Perlindungan Data Pribadi

Dilansir situs Channel 4, Kamis 29 Maret 2018, tidak dijelaskan ada berapa banyak orang yang memiliki akses pada data tersebut. Dalam tayangan investigasi itu, peredaran data dilakukan menggunakan sistem email umum, bukan melalui sistem email perusahaan.

Sorot Facebook - Media Sosial Facebook - Mark Zuckerberg

AI Bisa Lindungi Data dari Hacker

Jika memang benar masih ada data pengguna Facebook yang belum dihapus Cambridge Analytica, berarti hal itu melawan dari langkah Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg. Dalam postingan Kamis pekan lalu, bos Facebook itu menegaskan perusahaan telah melarang Cambridge Analytica untuk menggunakan semua layanan media sosial raksasa tersebut. 

"Cambridge Analytica mengklaim telah menghapus data dan setuju untuk melakukan audit forensik oleh perusahaan yang kami sewa untuk mengonfirmasi hal ini," tulis Zuckerberg dalam postingan di akun Facebook.

Dua pekan terakhir, menjadi mimpi buruk bagi Zuckerbeg dan perusahaan yang didirikannya. Setelah terbongkar penyalahgunaan 50 juta data pengguna Facebook untuk kepentingan Pemilu Amerika Serikat, banyak suara sumbang berdatangan bagi media sosial itu. Salah satu bentuk kekecewaan atas perlindungan data Facebook itu yakni munculnya kampanye #deletefacebook di Twitter. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya