Studi Tunjukkan Pemendek Link Tidak Berbahaya

VIVAnews - Laman penyedia layanan pemendek tautan seperti TinyURL kerap dianggap negatif karena dapat menyembunyikan nama situs berbahaya. Namun riset terbaru mengungkapkan bahwa laman-laman tersebut tidak terlalu berbahaya dalam jejaring sosial Twitter.

Perusahaan jasa keamanan, Zscaler meneliti 1,4 juta tautan yang dipendekkan yang diambil dari Twitter selama dua pekan. Mereka menemukan hanya 0,06 persen atau sebanyak 773 link yang merupakan alamat situs berbahaya.

Peneliti senior Zscaler, Julien Sobrier mengatakan para pengguna memiliki kewaspadaan sendiri menghadapi tautan yang dipendekkan. Sobrier mengatakan kecurigaan pengguna ini merugikan mereka yang berniat jahat.

"Link yang diperpendek tidak dipercaya pengguna Twitter, mereka tahu link yang mereka lihat bukanlah alamat sesungguhnya," kata Sobrier.

Jasa pemendek tautan mengubah alamat web yang panjang menjadi singkat. Layanan ini mulai populer terutama setelah kemunculan Twitter yang membatasi jumlah karakter yang bisa dikirim oleh penggunanya.

Sejumlah pihak mengkhawatirkan layanan ini dapat menipu orang untuk memasuki laman berbahaya pencuri data pribadi karena link yang diberikan hanya berisi kode-kode dan nama penyedia jasa seperti Bit.ly atau TinyURL.

Twitter dan TinyURL belum memberi komentar atas studi ini. Sementara Bit.ly menyatakan bahwa data yang diperoleh Zscaler sesuai dengan statistik yang dimiliki Bit.ly.

(Associated Press)

Mengenal 2 Sosok Anggota Polri di Timnas Indonesia U-23
sorot gempa bumi - Lanskap kawasan Monas Jakarta

BPBD DKI Ungkap 3 Sumber Ancaman Gempa di Jakarta

BPBD DKI mengungkap tiga sumber ancaman gempa di wilayah DKI Jakarta dan pengungkapan sumber ancaman tersebut sebagai upaya untuk memitigasi bencana.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024