Peneliti: Ponsel Tak Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia

Pria urban.
Sumber :
  • iStock

VIVAnews - Bagi pengguna perangkat mobile pasti sumringah mendengar kabar ini. Peneliti Universitas Manchester, Inggris mengatakan medan elektromagnetik yang dipanncarkan dari ponsel mobile tak berbahaya.

Temuan ini membantah beberapa studi sebelumnya yang membuat pengguna perangkat mobile mungkin merasa was-was. Studi sebelumnya banyak menyoroti paparan medan elektromagnetik dan kabel daya perangkat bisa menyebabkan kemandulan dan kanker, melansit Telegraph, Rabu 10 Desember 2014.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Bahkan studi pada 1970-an menggatakan medan elektromagnetik dan kabel daya bisa menyebabkan leukimia pada masa kanak-kanak. Medan magnetik dianggap bisa membahayakan protein kunci dalam tubuh manusia.

Studi di masa lalu itu pun menciptakan kekhawatiran beberapa lembaga. Misalnya Badan Internasional untuk Riset Kanker, yang mana sampai harus memasukkan frekuensi medan magnet rendah sebagai 'penyumbang bahan kanker'.

Sementara Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris menyarankan pengguna agar tak menggunakan ponsel dalam waktu yang lama. Badan layanan itu juga mengingatkan agar tak menggunakan ponsel untuk hal yang tak peting, terutama untuk mencegah dampak buruk pada anak-anak.

Nah, temuan studi terbaru peneliti Universitas Manchester yang diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface, tak menemukan medan magentik berdampak pada protein kunci.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, peneliti mendalami seberapa jauh medan magnetik lemah (WMF) berdampak pada flavoprotein, komposisi yang penting bagi kesehatan dan mengendalikan sistem saraf serta perbaikan DNA. Peneliti beranggaoan jika protein ini terdampak, berarti memang ada efek serius yang berbahaya.

Namun setelah mendalami WMF dalam laboratorium, ternyata jelas benar-benar tak mempengaruhi protein kunci.

Peneliti Seolah Kimia Universitas Manchester, Dr Alex Jones, menjelaskan flavoprotein dalam prosesnya bisa menangkal WMF dengan melibatkan pasangan radikalnya di dalam tubuh.

"Flavoprotein mentransfer elektron dari satu tempat ke tampat lain," kata Jones yang termasuk dalam penulis studi ini.

Jones mengatakan reaksi biokomia protein itu lah yang dianggap kandidat masuk akal dalam kepekaan terhadap WMF.

"Penelitian ini menunjukkan kondisi yang benar bahwa efek WMF cenderung langka dalam biologi manusia," imbuhnya.

Pendapat itu dikuatkan profesor Nigel Scrutton, penulis studi lain dari Fakultas Biologi pada universitas yang sama.

Ia menyatakan perlu pada studi lebih lanjut mengenai kaitan antara medan magnetik dengan kesehatan manusia. Tapi ia mengatakan hal yang pasti dari studi yang dilakukan, ponsel mobile tak ada masalah dengan kesehatan.

"Studi ini pasti membawa kita lebih dekat ke titik bahwa kabel daya, ponsel dan perangkat lain yang sejenisnya, cenderung aman bagi manusia," ujarnya.

Upaya mengendus dampak buruk medan magnetik bagi kesehatan manusia juga dilakukan Badan Perlindungan Kesehatan, Inggris, pada studi 2010 silam. Hasilnya, badan ini tak menemukan 'bukti yang meyakinkan' ponsel, Wi-Fi dan tiang pemancar menyebabkan dampak buruk pada kesehatan manusia.

Namun demikian, anggota Kelompok Penasehat Radiasi Non-ionisasi (AGNIR), Inggris, mengingatkan dampak buruk mungkin bisa diketahui setelah pengguna mendapatkan paparan medan elektromagnetik dalam 15 tahun pertama.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Baca juga:

Anang Hermansyah dan Ghea Indrawari

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Anang Hermansyah mulanya menanyakan berapa usia Ghea Indrawari. Suami Ashanty tersebut nampak keheranan karena sampai kini Ghea Indrawari belum punya pasangan.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024