Sumber :
- REUTERS / Sebastian Derungs
VIVA.co.id
- Menteri Ristek dan Dikti (Menristekdikti), M. Nasir, terus berupaya mengkomersilkan hasil riset dari para ilmuwan ke dunia usaha. Ini agar hasil karya para ilmuwan nasional itu bisa betul-betul dimanfaatkan.
Untuk menjembatani hal itu, Nasir berencana untuk membentuk Direktorat Jenderal (Dirjen) baru untuk menjawab permasalahan tersebut.
"Demi mendukung mengkomersilkan hasil riset itu, kami berencana mau membentuk Dirjen Penguatan Inovasi," ujar Nasir, beberapa waktu lalu kepada VIVA.co.id, di Jakarta.
Menurut Dosen tetap Universitas Diponegoro (Undip) ini, proses pembentukan Dirjen Penguatan Inovasi itu diupayakan rampung bulan ini.
Bahkan, kata Nasir, pembentukan Dirjen baru ini, sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
"April ini diharapakan sudah selesai," kata pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur ini.
Lalu, Nasir menjelaskan, dengan adanya Dirjen khusus untuk menangani permasalahan hasil riset dan dunia industri itu, dapat menyelesaikan permasalahan kompleks para ilmuwan ini.
"Fungsinya menghubungkan antara hasil penelitian dengan dunia usaha atau mencari informasi dunia usaha ingin meriset apa," kata dia.
Nasir menambahkan, orang yang akan menduduki jabatan tersebut masih dicarinya. Saat ini, kata Nasir, sedang dilakukan penyeleksian terhadap orang-orang yang menyatakan ketertarikan mengisi pos Dirjen Penguatan Inovasi.
"Sekarang, sedang tahap seleksi siapa yang akan menduduki posisi tersebut. Pokoknya April ini sudah selesai lah," ungkap Nasir.
Berdasarkan penelusuran ke situs resmi Kementerian Ristek dan Dikti, setidaknya ada 17 orang yang dinyatakan lolos seleksi. Salah satunya yang cukup menarik dari belasan orang tersebut, terdapa satu nama yang cukup familiar, yaitu Ali Ghufron Mukti, yang tak lain adalah mantan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) di era pemerintahan SBY.
![vivamore="Baca Juga :"]
Baca Juga :
Deretan Angka di Balik Musim Fenomenal Bayer Leverkusen, Juara Bundesliga Tanpa Terkalahkan
Menurut Dosen tetap Universitas Diponegoro (Undip) ini, proses pembentukan Dirjen Penguatan Inovasi itu diupayakan rampung bulan ini.
Bahkan, kata Nasir, pembentukan Dirjen baru ini, sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
"April ini diharapakan sudah selesai," kata pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur ini.
Lalu, Nasir menjelaskan, dengan adanya Dirjen khusus untuk menangani permasalahan hasil riset dan dunia industri itu, dapat menyelesaikan permasalahan kompleks para ilmuwan ini.
"Fungsinya menghubungkan antara hasil penelitian dengan dunia usaha atau mencari informasi dunia usaha ingin meriset apa," kata dia.
Nasir menambahkan, orang yang akan menduduki jabatan tersebut masih dicarinya. Saat ini, kata Nasir, sedang dilakukan penyeleksian terhadap orang-orang yang menyatakan ketertarikan mengisi pos Dirjen Penguatan Inovasi.
"Sekarang, sedang tahap seleksi siapa yang akan menduduki posisi tersebut. Pokoknya April ini sudah selesai lah," ungkap Nasir.
Berdasarkan penelusuran ke situs resmi Kementerian Ristek dan Dikti, setidaknya ada 17 orang yang dinyatakan lolos seleksi. Salah satunya yang cukup menarik dari belasan orang tersebut, terdapa satu nama yang cukup familiar, yaitu Ali Ghufron Mukti, yang tak lain adalah mantan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) di era pemerintahan SBY.
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]
(ren)
Restorasi Harley-Davidson Tua: dari Rongsok Jadi Jawara Balap Motor
Dunia balap motor umumnya diikuti oleh kendaraan keluaran terbaru yang kondisinya masih sangat prima sehingga bisa melaju dengan maksimal. Namun ada juga sepeda motor tua
VIVA.co.id
19 Mei 2024
Baca Juga :