108 Tim Robot Padati Gedung Sportorium UMY

Salah satu robot tari di kontes Indonesia
Sumber :
  • Viva.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id
Mengenal Lebih Jauh Tentang Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)
- Sebanyak 395 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terbagi dalam 108 kelompok atau tim mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat nasional 2015. Kontes itu diselenggarakan di Gedung Sportorium kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis 11 Juni hingga Minggu 14 Juni 2015.

Manusia Tidak akan Merasa Sakit Lagi di Masa Depan

Peserta KRI 2015 kali ini terbagi dalam lima kategori, yaitu Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Seni-tari Indonesia (KRSI), Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI), dan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) berkaki serta beroda.
Trik Kelola 'Cuan' Ala Influencer & Public Figure


Setelah melakukan registrasi, Jumat 12 Juni, semua peserta melakukan uji coba lapangan. Lomba babak penyisihan digelar Sabtu 13 Juni 2015 dan putaran final digelar Minggu 14 Juni 2015.


Ketua tim juri KRI 2015, Wahidin Wahab, mengungkapkan bahwa peserta KRI 2015 merupakan pemenang rangkaian KRI regional yang digelar di lima wilayah.


"Dalam empat tahun ini, peminat lomba robot cukup banyak dan tidak mungkin digelar sekali di satu tempat. Makanya, kami bagi dalam lima region dan para pemenang di tiap region itulah yang bertarung di tingkat nasional saat ini," katanya, Kamis 11 Juni 2015.


Para pemenang dari kontes robot ini kemudian akan dikirim untuk mengikuti lomba robot internasional. Pemenang robot sepakbola akan dikirim ke lomba internasional seperti untuk pemenang KRSBI yang akan dikirim ke Jerman, sedangkan pemenang KRPAI akan dikirim ke Amerika Serikat.


"Untuk KRAI, Agustus tahun ini lomba internasionalnya akan digelar di UMY,"ujarnya.


Endro Pintowarno, juri nasional lainnya menambahkan, saat ini robot belum menjadi hal utama di Indonesia. Namun, dia yakin, dengan perkembangan ke depan, robot menjadi hal penting dan Indonesia merupakan pasar robot cukup potensial.


Memang diakui Endra, robot canggih saat ini memang masih tergantung dari luar, sehingga keuangan kerap menjadi problem. Namun, robot-robot untuk kelas ekonomi menengah seperti untuk mendukung UMKM saat ini mulai tumbuh.


"Dua tahun terakhir potensi ekonomi robot mulai terbuka, namun kami belum melakukan studi seberapa besar potensinya," kata Endra.


Ketua Panitia KRI 2015, Slamet Riyadi menambahkan, untuk semakin memasyarakatkan teknologi, KRI 2015 ini dikemas untuk tekno-tourism.


"Kami adakan promosi ke masyarakat dan pihak sekolah. Hasilnya, Alhamdulillah, dari 3.000 tiket penonton, 2.000 warga dan pelajar sudah membeli," kata Slamet Riyadi.


Pelibatan masyarakat dan pelajar ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran dan kecintaan teknologi sejak dini. "Ini juga tantangan bagi penyelenggara KRI untuk selaku kreatif dan membuat masyarakat tertarik," katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya