Stephen Hawking: Tinggalkan Bumi Mengangkat Kemanusiaan

Stephen Hawking.
Sumber :
  • Facebook/Stephen Hawking/CERN/Laurent Egli 2012

VIVA.co.id – Fisikawan teoritis terkenal, Stephen Hawking, kembali mendesak dunia dan pemangku kepentingan eksplorasi antariksa untuk segara memindahkan manusia dari Bumi. Desakan itu lantaran manusia akan terancam dengan perubahan iklim, pemanasan global serta bencana alam lainnya jika terus selamanya tinggal di Bumi.

Deretan Ramalan Ilmuwan tentang Kiamat

Hawking meminta negara terkemuka segera mengirimkan astronaut ke Bulan pada 2020, membangun bangunan dasar di Bulan dalam 30 tahun dan mengirimkan manusia ke Planet Mars pada 2025. Dia menegaskan misi keluar dari Bumi merupakan upaya 'mengangkat kemanusiaan'.

Dikutip dari BBC, Rabu 21 Juni 2017, Hawking meyakini saat misi keluar dari Bumi akan menyatukan negara di dunia, menghidupkan kembali program antariksa badan luar angkasa negara dunia. 

5 Ilmuwan Tidak Percaya Tuhan, Anggap Primitif dan Takhayul

"Menyebar ke antariksa akan sepenuhnya mengubah masa depan kemanusiaan. Saya berharap misi ini akan menyatukan negara kompetitif menjadi satu tujuan, menghadapi tantangan umum bagi kita semua," ujar Hawking dalam sebuah forum Starmus Festival di Norwegia. 

Profesor fisika Universitas Cambridge itu menjelaskan, misi manusia pindah keluar dari Bumi merupakan misi penting bagi masa depan manusia. Sebab, Bumi saat ini dalam ancaman perubahan iklim dan sumber daya alam yang makin terkuras. 

4 Ilmuwan Mempengaruhi Dunia, Bukan Hanya Stephen Hawking

Menurutnya, manusia telah kehilangan ruang di Bumi, dan satu-satunya tempat alternatif bagi pelarian manusia yaitu dunia di luar Bumi. 

"Ini saatnya untuk mengeksplorasi Tata Surya lainnya. Menyebar ke antariksa mungkin menjadi satu-satunya hal yang menyelamatkan diri kita sendiri. Saya yakin manusia perlu meninggalkan Bumi," jelas pakar fisika teoritis tersebut. 

Hawking menuturkan, saat manusia terus bertahan di Bumi maka ke depan akan terancam juga dengan serangan asteroid yang menabrak Bumi dan akhirnya 'ditelan' oleh Matahari. 

"Kapan pun kita membuat terobosan, misalnya, pendaratan di Bulan, kita membawa manusia dan bangsa bersama-sama, mengantarkan pada penemuan dan teknologi baru," kata dia. 

Hawking mengatakan, misi meninggalkan Bumi memang bukan misi mudah. Sebab perlu pendekatan global yang fokus di dalamnya. Semua warga dunia perlu terlibat dalam misi tersebut. Kerja sama global itu diharapkan bisa muncul seperti saat masa eksplorasi antariksa awal pada era 1960-an. 

Saat ini badan antariksa dunia memang belum bersatu padu dalam misi antariksa. Meski punya tujuan sama, misalnya, eksplorasi di Bulan, tapi badan antariksa menjalankan misi masing-masing. 

Kepala Badan Antariksa Eropa (ESA), Jan Woerner, memimpikan konstruksi dasar bangunan di Bulan bisa terealisasi pada 2024. ESA saat ini berkolaborasi dengan Rusia untuk mengirimkan wahana antariksa yang bertugas menilai titik potensial untuk pembangunan di satelit Bumi tersebut. Sedangkan China telah menetapkan misinya mengirimkan astronaut ke Bulan. 

Saat semua menatap misi ke Bulan, Badan Antariksa Amerika Serikat malah fokus mengirimkan astronautnya ke Planet Mars pada 2030-an. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya