Hoax, Kabar LIPI soal Gempa Besar Pulau Jawa

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melaporkan terjadi gempa susulan di Jawa Barat pada Sabtu pagi, 16 Desember 2017.
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat terus menjadi bahan hoax oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab. Malahan hoax tentang Gempa Lombok yang beredar di WhatsApp mencatut nama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI.

Pelajar Hingga Mahasiswa Indonesia Banyak Jadi Korban, Ini Beda Judi Online dan Game Online

Pada pesan berantai di WhatsApp tersebut menginformasikan akan terjadi gempa megathrust Pulau Jawa, khususnya Jakarta yang besarnya bisa mencapai 8,9 Skala Ritcher. Pesan berantai itu juga mengimbau masyarakat untuk waspada dan menyiapkan surat-surat penting.

"Perbanyak doa, tetap waspada. Lempeng Jawa terus bergerak, LIPI ingatkan potensi gempa, LIPI mewaspadai akan terjadinya gempa dengan kekuatan skala besar, khususnya di Pulau Jawa beberapa waktu ke depan," demikian isi pesa tersebut.

Pesan Ahok ke Gubernur Jakarta: Nomor Hp Kasih Tahu ke Warga Supaya Semua Bisa Ngadu

LIPI mengklarifikasi informasi gempa tersebut. Lembaga penelitian itu menegaskan, tautan berita yang dilampirkan dalam pesan hoax tersebut merupakan hasil wawancara Berita Satu TV dengan salah satu peneliti senior LIPI, Danny Hilman Natawidjadja. Wawancara tersebut, jelas LIPI, sudah terjadi sejak lama, jauh sebelum Lombok diguncang gempa besar, tepatnya 24 Januari 2018.

"Berita tersebut merupakan pendapat ilmiah dari kepakaran seorang peneliti kegempaan, di mana ia sangat terbuka untuk melakukan diskusi ilmiah lebih lanjut. LIPI melihat berita ini sebagai bagian edukasi positif ke masyarakat, yang seharusnya tidak dibumbui dengan hal yang provokatif dan menimbulkan rasa ketakutan masyarakat," jelas LIPI dalam pernyataan resminya dikutip Minggu 26 Agustus 2018.

Pilmapres 2024, Dua Mahasiswa UMSU Sabet Juara 1 Sekaligus

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto mengatakan, informasi hasil wawancara tersebut harusnya bisa menjadi edukasi masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa. Seorang ilmuwan yang menyatakan kewaspadaan gempa dinilai umum. Istilah waktu yang mereka gunakan juga tidak terpacu oleh waktu 24 jam, namun bisa ribuan bahkan jutaan tahun yang akan datang.

"Artinya jika seorang geologis mengemukakan pernyataan tentang sebuah ancaman gempa, itu adalah pernyataan yang generik karena memang kita hidup di tempat di mana sumber-sumber gempa berada," ujarnya.

LIPI meyakinkan masyarakat, pesan berantai tersebut merupakan bentuk pemelintiran informasi. Hoax yang mereka sebar bertujuan untuk menimbulkan keresahan masyarakat. Mereka mengimbau agar masyarakat yang menerima pesan mencurigakan, lebih baik untuk mengonfirmasi kepada otoritas resmi yang terkait dengan informasi tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya