Teknologi Jembatan Layang Dipakai Bangun Rumah, Diklaim Tahan Gempa

Ilustrasi pembangunan rumah.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika mencanangkan gerakan 100 kota pintar (smart city) di seluruh Indonesia. Pembangunan kota yang mengedepankan teknologi dan informasi ini berawal dari penilaian pemerintah atas kemampuan provinsi, kota maupun kabupaten dalam mengatasi banyak masalah.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

Masalah yang dimaksud antara lain manajemen limbah, mengurangi polusi dan emisi gas buang, energi, keamanan, hingga data dan informasi. Bagi pengembang atau developer, penekanan pembangunan smart city ini diterjemahkan dengan membangun hunian berkonsep lingkungan pintar atau smart living.

Menurut General Manager PT Panahome Deltamas Indonesia, Djono Karjadi, hunian smart living bukan sekadar modern, tetapi juga menggabungkan unsur lingkungan hijau dan konsep rumah pintar atau smart home seperti teknologi tahan gempa dan sistem penampung air hujan.

Volume Transaksi BRImo Capai Rp 1.251 Triliun di Kuartal I-2024

Ia mengatakan bahwa keduanya tengah dikembangkan pada kawasan perumahan Savasa. Djono menilai saat ini tidak hanya gedung bertingkat, namun hunian seperti rumah tapak harus memiliki konstruksi bangunan tahan gempa.

Apalagi, Indonesia masuk ke dalam wilayah Cincin Api atau Ring of Fire, yaitu wilayah rawan gempa bumi dan gunung berapi aktif. "Kami memilih bahan wall precast concrete atau W-PC untuk dinding rumah karena dianggap lebih cepat pemasangannya tapi tahan lama," kata dia kepada VIVA, akhir pekan lalu.

Bangunan Sekolah di Kolaka Roboh Ditimpa Tanah Longsor, 2 Ruang Kelas Porak-Poranda

Ilustrasi wall precast concrete (W-PC).

Jon, sapaan akrab Djono, melanjutkan bahwa teknologi precast selama ini lebih banyak digunakan untuk gedung bertingkat maupun jembatan layang. Ia pun mengklaim bahwa metode ini, selain untuk meningkatkan keamanan rumah, juga telah memenuhi standar bangunan tahan gempa.

Sebagai informasi, karena mengacu pada standar bangunan bertingkat, maka berpedoman pada Standar Nasional Indonesia atau SNI 1726 Tahun 2012 mengenai tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non-gedung. Di mana salah satunya harus tahan gempa hingga mencapai 8 skala richter (SR).

Meski begitu, Jon mengakui jika W-PC lebih mahal dibanding material bangunan lain, namun ia menegaskan bahwa pemasangan bisa dilakukan selama dua hari. "Karena precast sudah lebih dulu dicetak jadi tinggal pasang saja. Mirip mainan Lego. Satu rumah bisa selesai sekitar 3-4 bulan. Ini berbeda dengan rumah konvensional yang masih pakai bata yang lamanya 1 tahun," jelas dia.

Dengan demikian, jumlah hunian yang rencananya dibangun hingga 2.500 unit ini secara ekonomi diharapkan bisa akan lebih menguntungkan. Selain indonesia, Malaysia juga memakai beton untuk pembangunan rumah. Menurut Jon, hal ini berbeda dengan Jepang yang terbiasa memakai bahan kayu dan baja.

Terobosan lain yang merupakan inovasi terkini dari Savasa adalah bioswale dan underground water tank. Jon menuturkan bioswale memiliki ciri yaitu sebuah saluran yang memiliki sisi miring atau melengkung seperti selokan untuk menampung air hujan supaya tidak banjir.

Sistem Bioswale.

"Jadi, nanti di seluruh area kompleks ada selokan yang di bawahnya terdapat underground water tank. Saat hujan tiba maka air akan lebih cepat mengalir karena langsung ditampung. Nah, air hujan ini bisa dipakai untuk macam-macam," ungkapnya. Bioswale sudah diterapkan kota Toledo, Ohio, Amerika Serikat, sebagai bagian dari proyek percontohan sipil ramah lingkungan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Puradelta Lestari Tbk, Hongky Jeffry Nantung menambahkan, Savasa memiliki luas lahan 37 hektare yang berlokasi di kota Deltamas dan berdekatan dengan kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Menurutnya, untuk tahap pertama, lahan 13 hektare akan dikembangkan, di mana akan dibangun 811 unit rumah yang dibagi dalam empat klaster, serta dilengkapi dengan 33 unit ruko. Investasi awal yang sudah digelontorkan mencapai Rp360 miliar. "Savasa akan dipasarkan bulan Oktober. Pembangunan tahap pertama memakan waktu tiga sampai empat tahun," kata Hongky.

Savasa merupakan proyek patungan atau joint venture antara PT Panasonic Homes Gobel Indonesia dan PT Puradelta Lestari Tbk yang kemudian membentuk perusahaan bernama PT Panahome Deltamas Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya