Kepala BSSN: Bijak Media Sosial dan Hindari Hoax dalam Duka Bencana

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN punya perhatian di tengah bencana alam yang melanda Sulawesi Tengah. Bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah merupakan duka mendalam yang menjadi keprihatinan seluruh bangsa Indonesia.

Ibu dan Dua Anak Tertimbun Longsor di Garut, Petugas Kesulitan Lakukan Evakuasi

Bangsa Indonesia sangat terpukul atas jatuhnya 832 korban jiwa sampai Minggu siang 30 September 2018 dan besarnya kerusakan infrastruktur di Donggala, Palu, dan sekitarnya. 

Dalam keterangan tertulisnya Minggu 30 September 2018, Kepala BSSN, Djoko Setiadi turut berduka dan bersimpati kepada seluruh korban, namun demikian bangsa Indonesia tidak boleh larut menjadi emosional dan kehilangan kendali terutama terkait penyebaran berita bencana.

Rektor UNU Gorontalo Resmi Dilaporkan Polisi atas Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

Dalam keadaan darurat bencana terdapat kecenderungan informasi menjadi simpang siur. Keadaan emosional membuat masyarakat mudah percaya pada informasi apa saja yang diterima dan segera menyebarkannya tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu karena terbatasnya akses verifikasi terkait rusak dan lumpuhnya sarana telekomunikasi akibat bencana.

Djoko mengimbau masyarakat untuk hanya mengakses informasi dari pihak berotoritas dan kewenangan saja, serta menyebarkan informasi yang berasal dari sumber tersebut. 

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Penting juga, menurutnya, untuk tetap berfikir jernih dan tidak ikut membuat serta menyebarkan ujaran kebencian dan berita bohong melalui media sosial

Djoko menyatakan, media sosial semestinya digunakan untuk kebaikan, namun di
tengah masa kampanye pemilu Pilpres ini, media sosial ternyata banyak disalahgunakan untuk menyulut api permusuhan, melakukan kejahatan virtual, dan memperbesar sikap intoleran. 

Media sosial kini disalahgunakan pula untuk menyebarkan ujaran kebencian, salah satunya melalui penyebaran informasi hoax, terutama pada saat maupun pasca bencana alam. 

Hal tersebut dapat menimbulkan keresahan, ketakutan, maupun kecemasan, hingga kepanikan masyarakat baik yang menjadi korban maupun keluarganya.

Djoko mengajak seluruh masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial dengan tidak membuat maupun menyebarkan berita bohong alias hoax melalui tiga prinsip yaitu pertama, Aman yakni menjaga privasi dan jaga keamanan akun;  Positif yakni hindari hoax dan sebarkan hal yang positif; dan Produktif yaitu menggunakan seperlunya, hindari ketergantungan, dan berdayakan untuk hal yang bernilai kebaikan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya