Apple Protes dan Tolak RUU Kebijakan Buka Enkripsi

Perusahaan teknologi Apple.
Sumber :
  • businessinsider.com

VIVA – Raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple, protes keras terhadap pemerintah Australia yang sedang menyusun Rancangan Undang-Undang Kebijakan Enkripsi.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

Menurut Vice President of Communications Apple, Steve Dowling, pihaknya menyebut peraturan tersebut sangat ambigu, karena terlalu luas dan bisa mengompromikan keamanan, keselamatan, serta privasi warga Australia dan juga dunia.

Selain itu ia juga menyatakan, bahwa peraturan yang dibuat Australia akan melanggar hukum yuridiksi negara lain seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Australia diketahui sedang menyusun peraturan yang akan membuat seluruh perusahaan teknologi raksasa menyediakan akses kepada pihak penegak hukum negeri Kangguru. Akses ini akan tersedia dalam komunikasi yang terenkripsi.

"Beberapa saran untuk akses pada data yang terenkripsi bisa dibuat hanya untuk mereka yang di bawah sumpah untuk kebaikan publik. Namun itu premis yang salah," kata Dowling, dilansir dari CNet, Senin, 15 Oktober 2018.

Volume Transaksi BRImo Capai Rp 1.251 Triliun di Kuartal I-2024

Bukan itu saja, ia juga menyatakan, bahwa enkripsi layaknya matematika. Jadi saat ada yang melemahkan model untuk perlindungan data akan melemahkan perlindungan privasi bagi semua pengguna.

Menurut Dowling ada tiga tingkatan perusahaan teknologi dalam peraturan yang disebut Assistance and Access Bill. Perusahaan bisa dipanggil untuk memberikan sesuatu pada polisi dan agensi keamanan nasional.

Lalu, dari bantuan sukarela hingga pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kejaksaan Agung Australia. Permintaan ini bertujuan agar perusahaan teknologi membangun kemampuan baru pada hardware maupun software untuk membuka akses ke komunikasi terenkripsi.

Pemerintah Australia mengklaim peraturan ini tidak akan membuat perusahaan teknologi seperti Apple, Facebook, ataupun WhatsApp membangun semacam 'pintu belakang'. Apple memang terkenal dengan pertahanan enkripsi paling kuat.

Protes ini ternyata bukan yang pertama kali. Pada 2016, Apple berhadapan dengan Biro Investigasi Federal AS atau FBI yang ingin memperoleh akses pada iPhone tersangka teroris atas kasus penembakan di San Bernadino.

"Permintaan FBI adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Kami tidak dapat memenuhi permintaan untuk membuka enkripsi," kata Kepala Eksekutif Apple, Tim Cook. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya