Bitcoin Produk Investasi Risiko Tinggi, Mungkinkah Dipilih Milenial?

Bitcoin.
Sumber :
  • The Cryptonomist

VIVA – Generasi milenial saat ini banyak disajikan instrumen investasi. Mulai dari saham, obligasi, reksa dana, properti, hingga emas. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa jumlah investor dalam kategori usia 18-25 tahun melonjak 120,6 persen antara 2016 dan 2018.

Kini, para milenial juga melirik investasi mata uang kripto (cryptocurrency), terutama Bitcoin. Ini adalah aset digital pertama yang menjadi pionir ekosistem cryptocurrency. Bitcoin adalah mata uang digital yang tidak dikelola oleh bank atau lembaga/badan pemerintah.

Semua transaksi Bitcoin tercatat dalam Blockchain yang bersifat publik. Transaksi cryptocurrency diperjualbelikan dengan menggunakan akses ‘kunci’ yang bertindak selayaknya dompet.

Menurut survei Harris Poll 2019, sebesar 30 persen milenial lebih memilih investasi Bitcoin dibandingkan dengan obligasi pemerintah. Selanjutnya, 27 persen memilih Bitcoin daripada saham, dan 24 persen memilih Bitcoin daripada investasi properti.

Kemudian, 20 persen dari responden mengaku telah memiliki Bitcoin, dan 59 persen responden dari kalangan usia 18-34 tahun memiliki pandangan yang positif terhadap Bitcoin.

Kendati demikian analis Bitcoin dari Pantera Capital, Paul Veradittakit, mengingatkan supaya para investor untuk mendiversifikasikan cryptocurrency mereka dan tidak menginvestasikan semua aset ke dalam satu tempat.

Emas batangan untuk investasi di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur.

Emas.
Tekan Emisi Karbon, Kementerian Investasi dan VKTR Hibahkan 3 Bus Listrik ke UGM

"Perlu dicatat bahwa Bitcoin merupakan aset dengan kategori risiko tinggi (high risk). Pasar perdagangan cryptocurrency pun masih fluktuatif. Jadi, jangan gegabah," ungkapnya, Kamis, 5 Maret 2020.

Soal diversifikasi aset, kini semakin mudah dilakukan karena menawarkan banyak pilihan crypto-pairs atau pasangan kripto. Salah satunya CoinDeal. Alex Strzesniewski, COO CoinDeal menilai, secara historis, dua Bitcoin Halvings yang terakhir telah menghasilkan kenaikan harga yang signifikan.

Indonesia Bakal Punya Bullion Bank, Apa Untungnya?

"Berkaca dari hal itulah, kami melihat Bitcoin memiliki prospek bagus investasi para milenial. Kami juga berkomitmen untuk menjamin keamanan transaksi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip berinvestasi yang baik,” tutur Alex.

Berdasarkan analisis harga oleh perusahaan riset Wall Street, Fundstrat Global Advisors, ketika nilai Bitcoin melewati angka Moving Average 200 hari, maka rata-rata kenaikan harga dalam enam bulan ke depan akan mencapai 197 persen. Atas perhitungan tersebut, Fundstrat Global Advisors memprediksi harga Bitcoin akan mencapai kenaikan tinggi antara Juli atau Agustus 2020.

Genjot Inovasi Sistem Keuangan Digital, BI Dorong Kolaborasi Global
[dok. Humas BTN]

Ombudsman: Bunga Investasi yang Sangat Tinggi Itu 99,9 Persen Penipuan

Ombudsman RI mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergoda iming-iming investasi, yang menawarkan imbal hasil atau bunga super tinggi yang melebihi ketentuan.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024