Ilmuwan Indonesia: Kiamat Hari ke-15 Ramadan Itu Hoax

Asteroid mendekati Bumi.
Sumber :
  • http://www.onvsoff.com

VIVA – Ilmuwan Indonesia dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Abdul Rachman membantah hadis palsu yang membuat cemas masyarakat di Indonesia karena Asteroid raksasa bernama 2020 HB6 yang mendekati Bumi pada hari ke-15 Ramadan 1441 Hijriah atau Jumat, 8 Mei 2020 itu dikaitkan dengan datangnya kiamat.

Bukan Cuma Rancang Busana, IFPC Lahirkan Pengusaha Mode Muda Indonesia

Ia lalu menjelaskan bahwa asteroid bergerak mendekati Bumi karena mereka bergerak sesuai orbitnya, dan tidak berarti akan menabrak Bumi.

"Saya tegaskan di sini. Kita tidak perlu khawatir. Apalagi dikaitkan dengan kiamat hari ke-15 Ramadan. Dari sisi agama maupun sains tidak ada," katanya, lewat saluran YouTube LAPAN RI, Rabu, 6 Mei 2020.

Jadwal 'Kiamat' Tak Bisa Ditunda, Sosok Penting Ini Menyerah

Abdul Rachman juga menjelaskan saat ini tengah populer istilah Dukhan, yang dikatakan akan adanya ledakan di langit yang menyebabkan timbulnya kabut atau asap.

Hal ini menyikapi kabar mengenai dukhan pada Ramadan tahun ini setelah muncul pesan berantai dan pemberitaan mengenai asteroid raksasa yang mendekati Bumi Jumat lusa.

Ramalan Kiamat Dapat Sindiran Keras Gegara Timbulkan Hal Mengerikan Ini

Peristiwa itu kemudian dikaitkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Nu'aim bin Hammad dalam kitab Al-Fitan tentang suara keras di pertengahan Ramadhan pada malam Jumat serta Alquran Surah Ad-Dukhan.

Abdul Rachman mengaku hadis yang dijadikan acuan itu dinyatakan palsu, menurut para ulama hadis. Dengan begitu ia menegaskan tidak bisa mempercayai hadis yang sifatnya masih daif atau lemah.

Kemudian, terkait asteroid yang mendekati Bumi pada pertengahan Ramadan ini, Abdul Rachman memberi penjelasan sebagai berikut.

"Artinya, ada petaka global bukan satu daerah saja. Jawabannya adalah melalui sains. Penting melihat sains atau ilmu alam dalam Islam. Asteroid memang bisa mendekati Bumi tapi bisa juga menjauh," tegas dia.

Sekali lagi, ilmuwan Indonesia yang tinggal di Bern, Swiss itu mengingatkan supaya tidak perlu khawatir karena semakin ke sini penelitian mengenai antariksa atau luar angkasa sudah lebih teliti dan didukung teknologi canggih.

"Asteroid bisa mendekati Bumi hingga jarak 10 juta kilometer. Tapi bukan berarti akan menghantam Bumi," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya