NASA Dibobol China

Ilustrasi bendera China.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Ilmuwan NASA ditangkap Biro Investigasi Federal (FBI) karena diduga kuat bekerja sama dengan pemerintah China. Ilmuwan tersebut bernama Zhengdong Cheng, yang juga merupakan guru besar Universitas Texas A&M.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Mengutip laman Russia Today, Rabu, 26 Agustus 2020, FBI menangkap Cheng pada akhir pekan lalu. Penangkapan itu dikonfirmasi langsung oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Akun Twitter FBI Houston juga mengabarkan penangkapan itu dilakukan karena melakukan konspirasi, pernyataan palsu, hingga penipuan.

China Gelar Kompetisi Sunat Online, Diikuti Puluhan Dokter Bedah

Dalam keterangan resminya, FBI menilai Cheng menyembunyikan hubungannya dengan sejumlah kampus asing termasuk Universitas Teknologi Guangdong di China.

Cheng telah memimpin penelitian untuk NASA, dan menurut tuduhan FBI, disebut telah menyembunyikan hubungannya dengan universitas dan perusahaan milik China selama beberapa tahun terakhir.

Mobil Baru BYD Rp200 Jutaan Mulai Dikirim ke Diler

Padahal di bawah ketentuan partisipasi hibah federal dikatakan larangan melakukan kerja sama dengan negara China dalam bentuk apapun. Profesor Zhengdong Cheng diduga kuat mendapatkan keuntungan pribadi dari kejahatan yang dilakukannya.

Salah satunya, karena ia memiliki akses lanjutan ke sumber daya NASA, termasuk Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS. Manfaat itu dapat membantunya meningkatkan posisinya di beberapa universitas China, termasuk Universitas Teknologi Guangdong.

Menurut Asisten Direktur Divisi Kontra-Intelijen FBI, Alan Kohler Jr berjanji akan terus mengejar siapapun yang berusaha melemahkan kemajuan teknologi Amerika Serikat.

Ia berpendapat orang-orang itu melakukannya dengan menyembunyikan partisipasi mereka dalam program perekrutan yang dilakukan oleh China.

Penangkapan Cheng hanya berlangsung beberapa hari setelah mantan perwira CIA yang juga kontraktor FBI Alexander Yuk Ching Ma ditangkap. Pria kelahiran Hongkong itu dituding memberikan informasi kepada pemerintah China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya