- GLOBSEC
VIVA – Badan Antariksa Eropa (ESA) menangguhkan kerja sama dengan Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) dalam Misi ke Mars atau ExoMars. Hal ini berkaitan dengan invasi Rusia terhadap Ukraina.
Penangguhan tersebut dibalas oleh Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin dengan ancaman akan menjatuhkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) jika Barat – AS dan Sekutu Eropa – tidak mencabut sanksi terhadap negaranya.
Daftar sanksi penghentian kerja sama luar angkasa yang dikeluarkan oleh Gedung Putih pada akhir bulan lalu mencakup pada pengiriman semikonduktor, telekomunikasi, dan avionik.
"Tanpa Rusia, tidak akan ada yang mengoreksi orbit ISS dan itu (ISS) bisa jatuh di Amerika Serikat, Eropa, India, atau pun China, dan tidak akan berimbas ke negara kami," tegas Rogozin. Ia juga menegaskan bahwa negaranya akan berhenti memasok mesin roket ke seluruh perusahaan AS.
Seperti diketahui, Rusia total telah mengirimkan 122 mesin RD-180 ke AS sejak 1990-an, di mana 98 di antaranya sudah digunakan untuk menggerakkan kendaraan peluncuran Atlas. Jadi, akan ada 24 mesin roket dibiarkan tanpa bantuan teknisi asal Negeri Beruang Putih.
Rogozin juga menangguhkan kerja sama dengan ESA dalam peluncuran luar angkasa dari Pelabuhan Antariksa Kourou di Guyana, Prancis. Bukan itu saja.
Rusia menunda peluncuran beberapa roket dan mengumumkan bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan Jerman dalam eksperimen bersama untuk segmen ISS Rusia.
"Kami akan menyesuaikan program luar angkasa dengan memprioritaskan pembangunan satelit untuk tujuan pertahanan," jelasnya.
Awal bulan ini, perusahaan satelit Inggris, OneWeb, menangguhkan semua peluncuran roket dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan setelah Moskow menuntut jaminan bahwa teknologinya tidak akan digunakan untuk tujuan militer.
Kosmonot Rusia netral
Padahal, ketika Rusia melakukan invasi ke Ukraina, baik NASA maupun Roscosmos, bersama mitra internasional lainnya dengan Kanada, Eropa dan Jepang, sepakat masih tetap bekerja sama untuk mempertahankan operasional ISS yang aman dan berkelanjutan.
Tidak hanya sanksi, Roscosmos menegaskan bahwa ketiga kosmonotnya tidak ikut-ikutan mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Tiga kosmonot Roscosmos, yakni Denis Mateev, Oleg Artemyev, dan Sergey Korsakov diketahui mengenakan setelan kuning dan biru cerah saat mereka meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 18 Maret kemarin. "Desain seragam (kosmonot) sudah disepakati jauh sebelum kejadian (perang) saat ini," tegas Rogozin.
Ia juge menjelaskan bahwa warna kuning dan biru adalah warna yang sama pada lambang Universitas Teknik Negeri Bauman di Moskow - almamater ketiga kosmonot tersebut, melansir dari situs The Verge, Senin, 21 Maret 2022.
"Dalam keadaan apapun, kami tidak akan memaksa lulusan kosmonot Universitas Bauman untuk tidak mengenakan warna lambang almamaternya. Artemyev sudah mengenakan setelah serupa pada saat penerbangan perdana tahun 2014," ungkap Rogozin.
Ketiga kosmonot tersebut tiba di ISS dengan Pesawat Ruang Angkasa Soyuz MS-21 yang diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Mereka diterima dengan hangat oleh sesama awak dari Jerman, Rusia, dan Amerika di ISS meskipun ada ketegangan antara Rusia dan negara-negara Eropa.
Salah satu awak yang akan kembali menggunakan Soyuz MS-21 adalah astronot NASA Mark Vande Hei bersama dengan kosmonot Pyotr Dubrov dan Anton Shkaplerov Pada 30 Maret mendatang. Rusia mengatakan akan membawa Vande Hei pulang ke Bumi seperti yang direncanakan.