Rusia Main Dua Kaki di Luar Angkasa

Perlombaan luar angkasa Uni Soviet (kini, Rusia) dan Amerika Serikat (AS).
Sumber :
  • au.tv.yahoo.com

VIVA Tekno – Rusia memutuskan untuk keluar dari Program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2024. Sebelumnya, Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, sudah mengancam untuk menarik diri dari ISS selama berbulan-bulan.

Mirip Punya Rusia, Drone Bunuh Diri Iran Keliaran dalam Operasi Nabi Besar

Kepala Roscosmos Yuti Borisov mengatakan bahwa sanksi Barat akan menghancurkan kerja sama Rusia di atas orbit Bumi tersebut. Borisov, yang menggantikan Dmitry Rogozin sejak 15 Juli lalu, menyatakan keukeh untuk cabut dari ISS kurang dari dua tahun lagi.

Rogozin dicopot dari jabatan orang nomor satu di Roscosmos karena setelah berbulan-bulan mengeluarkan pernyataan publik yang menghasut dan kontroversial tentang keterlibatan berkelanjutan Rusia dengan program ISS menyusul invasi berkelanjutan Rusia ke Ukraina.

Menlu Ukraina sebut Putin ‘Hewan Politik’ yang Bisa Merasakan Rasa Takut

Sejauh ini NASA masih belum mengeluarkan pernyataan resmi atas tanggapannya terhadap komentar Yuri Borisov, juga tidak ada mitra internasional lainnya dalam program ISS, yang mencakup Badan Antariksa Eropa, Kanada, dan Jepang yang telah mengeluarkan pernyataan resmi.

"Itu adalah berita yang sangat baru, jadi kami belum mendengar apa pun secara resmi," kata Komandan Misi NASA SpaceX Crew-4, Kjell Lindgren, di Konferensi Penelitian dan Pengembangan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISSRDC) tahunan ke-11, seperti dikutip dari situs Space, Rabu, 27 Juli 2022.

BI Proyeksikan Suku Bunga The Fed Turun Satu Kali pada 2024

Selain itu, Administrator NASA Bill Nelson juga turut mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa, "NASA belum mengetahui keputusan dari salah satu mitra, meskipun kami terus membangun kemampuan masa depan untuk memastikan kehadiran utama kami di orbit rendah Bumi”.

Ia menambahkan jika NASA akan terus berkomitmen untuk mengamankan operasi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hingga 2030, dan berkoordinasi dengan mitra kami.

Tidak kalah ketinggalan, pensiunan astronot NASA Scott Kelly yang menghabiskan hampir satu tahun di laboratorium ISS, membuat cuitan di Twitter bahwa dirinya yakin Rusia akan mencoba bertahan selama mereka mampu di program ISS ini.

Ia mengaku program ISS justru telah memberi Presiden Rusia Vladimir Putin kredibilitas yang dibutuhkan di dalam dan luar negeri dan menganggap, pengumuman ini hanyalah suatu gertakan terbuka dari Rusia.

Sebelumnya, Kelly sendiri pernah terlibat pertikaian di media sosial dengan mantan Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin setelah dirinya membagikan video teknisi Rusia yang menempelkan pita di atas bendera Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara lain pada Roket Soyuz yang berencana meluncurkan satelit dari Kazakhstan untuk penyedia internet yang berbasis di Inggris yang hanya berselang beberapa minggu setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Akibatnya, peluncuran itu pun terpaksa dibatalkan karena pembatasan baru yang diberlakukan oleh Roscosmos. Hingga saat ini, NASA dan mitra ISS lainnya hanya berkomitmen untuk mengoperasikan lab hingga 2024.

NASA juga telah berencana untuk mulai beralih ke stasiun luar angkasa komersial setelah berakhirnya program ISS. Meskipun begitu, NASA berpendapat bahwa ISS dapat dioperasikan hingga 2028, sementara administrator agensi, Bill Nelson, mengatakan masa jabatan stasiun dapat didorong hingga 2030.

Mengingat ambiguitas pernyataan Yuri Borisov, bisa jadi bahwa Kepala Roscosmos yang baru ini akan mengikuti jejak pendahulunya dan menggunakan ISS untuk tujuan propaganda. Di sisi lain, komentarnya bisa ditafsirkan kalau ini merupakan sikap keras Rusia terhadap sanksi Barat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya