Mendedah Teknologi Blockchain dan ICO

Bitcoin dan mata uang lainnya dibangun di atas teknologi bernama Blockchain.
Sumber :
  • www.pixabay.com/MichaelWuensch

VIVA – Teknologi Blockchain dan Innitial Coin Offerings (ICO) mungkin masih asing di telinga masyarakat. Untuk itu, perusahaan teknologi bernama Blocktech mencoba memperkenalkan dua layanan keuangan virtual ini.

Co Founder Blocktech, Steven Suhadi mengatakan, ICO merupakan penggalangan dana untuk membangun aplikasi yang berkaitan dengan Blockchain dan implementasinya antara lain Bitcoin, Smart Contract, dan Smart Ledger.

Sementara teknologi Blockchain dilahirkan sebagai respons atas kekhawatiran sejumlah pihak terhadap cara kerja software yang tersentralisasi.

Teknologi inilah yang mendasari berjalannya Bitcoin tanpa bergantung kepada server terpusat dan dengan demikian terhindar dari risiko downtime.

"Tahun ini sejumlah perusahaan besar dan rintisan (startup) telah menghimpun sebanyak US$1,4 miliar (Rp18,7 triliun) melalui ICO," ujar Steven, dalam keterangannya, Rabu, 1 November 2017.

Ia ingin mendorong jika industri Blockchain dan Cryptocunency di Indonesia mencapai standar global. Bitcoin dan mata uang lainnya dibangun di atas teknologi yang dinamakan Blockchain.

Namun, tidak banyak yang tahu juga kalau teknologi Blockchain berguna untuk manfaat yang lain. Pada kesempatan yang sama, tiga tokoh Blockchain bersedia menjelaskannya.

Menurut Pavel Bains, CEO Bluezelle Singapura, mengemukakan kalau perusahaannya menggunakan Blockchain untuk membangun database yang terdesentralisasi.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Hope Liu selaku CEO Exchimchaim Singapura memaparkan fungsi dari Blockchain yang digunakan oleh perusahaannya untuk mengembangkan industri rantai pasokan.

Adapun Gregory Van Den Berg, CEO MiCai Beijing, memanfaatkan teknologi ini untuk mempermudah pemenuhan regulasi dalam bidang wealth management (khusus nasabah konglomerat). (mus)

Volume Transaksi BRImo Capai Rp 1.251 Triliun di Kuartal I-2024
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Begini Pandangan Mayoritas Perusahaan di Indonesia soal AI

Laporan Talent Acquisition Insights 2024 oleh Mercer | Mettl mengungkapkan bahwa 75 persen perusahaan di Indonesia menganggap AI hal yang penting. Ini jawabannya.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024