Satelit Merah Putih Biayanya Hemat, Rahasianya Begini

Satelit Merah Putih saat akan diluncurkan Roket Falcon 9
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube SpaceX

VIVA – Satelit Merah Putih milik PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom, telah diluncurkan ke angkasa melalui Roket Falcon 9, Selasa siang 7 Agustus 2018. Ada beberapa fakta menarik di balik peluncuran Satelit Merah Putih, salah satunya investasi satelit anyar Telkom ini lebih hemat dibanding satelit Telkom sebelumnya. 

Begini Tampilan Gerhana Matahari Total dari Luar Angkasa

Telkom mengungkapkan, investasi Satelit Merah Putih secara total 40 persen dari biaya Satelit Telkom 3S. Investasi untuk Satelit Merah Putih sekitar US$166 juta atau Rp2,4 triliun, sedangkan untuk membuat Satelit Telkom 3S butuh biaya sekitar US$215 atau Rp3,1 triliun. Telkom menuturkan, investasi untuk peluncuran Satelit Merah Putih juga lebih hemat 60 persen dibanding biaya peluncuran Satelit Telkom 3S.

Satellite Ground Control System Manager Telkom, Ricky Kusnandar, mengungkapkan, rahasia Satelit Merah Putih bisa lebih hemat dibanding Satelit Telkom 3S. Dia mengatakan, kuncinya adalah pada kapasitas dan proses pengadaan yang sangat selektif. Untuk kapasitas, Satelit Merah Putih memiliki kapasitas yang lebih besar, yakni 60 transponder, sedangkan Satelit Telkom 3S cuma 49 transponder. 

Insentif Pendamping Proses Produk Halal dan LP3H Cair Rp 81,4 Miliar Jelang Lebaran

"Kapasitasnya yang membuat efisien dan lebih hemat. Kapasitas satelit ini 60 transponder, sedangkan Telkom 3S 49 transponder. Kalau dianologikan ini seperti bus, ukuran sama tapi kapasitasnya kita gedein," ujar Ricky kepada VIVA, Selasa malam 7 Agustus 2018. 

Kunci kedua biaya Satelit Merah Putih menjadi lebih hemat yakni karena proses pengadaan yang sangat teliti. Ricky mengungkapkan, pengadaannya melalui e-auction atau e-biding alias lelang elektronik. Pengadaan ini melalui dua tahap, pertama Telkom menyeleksi dan mengulas ketat secara teknis proposal dari para bider. Telkom menilai apakah tawaran yang masuk memenuhi kualifikasi yang diinginkan atau tidak.

Pelunasan Biaya Haji Ditutup pada 5 April, Kuota 213.320 Jemaah Reguler Sudah Terisi

Setelah lolos seleksi teknis, Telkom kemudian memilih penawaran harga kompetitif dari bider sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang diinginkan Telkom. 

"Ini bukan harga termudah ya. Tapi harga kompetitif yang ditawarkan," ujarnya. 

Selanjutnya atas pemenang harga kompetitif, Telkom mengombinasikan dengan nilai teknis yang ditawarkan pada tahap awal. Dari tahapan tersebut, Telkom akhirnya mendapatkan pabrikan dan peluncur satelit sesuai dengan keinginan perusahaan. Pabrikan satelit yang terpilih yakni SSL, sedangkan peluncur satelit yang menang adalah SpaceX milik Elon Musk.

Menteri BUMN Rini M. Soemarno dan rombongan Telkom meninjau Satelit Merah Putih (Instagram/@kementerianbumn) 

Soal pelanggan yang menggunakan jasa layanan Satelit Merah Putih, Ricky menyampaikan, sampai akhir tahun ini sudah ada 18 transponder yang terisi dari total kapasitas 60 transponder. Dari 18 transponder itu mayoritas dipakai oleh internal perusahaan di Telkom Grup. Selebihnya pelanggan Satelit Merah Putih yakni other licensed operator (OLO), pemerintahan, enterprise dan perbankan.

Daerah 3T

Peluncuran Satelit Merah Putih in menjadi momentum bagi Indonesia untuk menembus akses telekomunikasi di daerah pelosok. Ricky mengatakan sebagai tambahan satelit yang dioperasikan Telkom, Satelit Merah Putih ini diharapkan bisa berkontribusi untuk layanan telekomunikasi di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) Indonesia. 

"Jadi kami harapkan bisa untuk daerah 3T. Kami mencoba mendukung program pemerintah untuk meningkatkan penetrasi internet dan telekomunikasi hingga daerah pelosok," ujarnya. 

Selain itu peluncuran Satelit Merah Putih juga menjadi momentum Telkom makin go international. Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif. Ke-60 transponder ini terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan melayani wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan.

"Kami masuk ke pasar Asia Selatan. Telkom ingin berperan dalam digitalisasi sampai pelosok negeri yang belum bisa terjangkau oleh kabel optik dan terestrial," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya